Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Terulang Lagi, Gelombang PHK Ribuan Karyawan Microsoft
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Raksasa teknologi Microsoft Corp kembali melanjutkan memangkas sejumlah sejumlah tenaga kerja di beberapa divisi.

Editor Senior Verge Tom Warren mengungkap bahwa pemutusan hubungan kerja (PHK) tahap ini menjangkau ribuan karyawan dari divisi Experiences and Devices, Xbox dan grup legal. Beberapa dari mereka ternyata adalah pekerja veteran di perusahaan tersebut.

Baca Juga:
Tak Puas dengan Kenaikan Gaji, Karyawan Microsoft Ancam Minggat!

Seperti yang dicatat Axios (18/10/2022), gelombang PHK terjadi di seluruh level dan wilayah, yang berarti pekerja di luar AS juga telah diberhentikan. Dengan semakin meluasnya PHK ini, menjadikan Microsoft sebagai pemain besar terbaru di bidang teknologi yang terpaksa memangkas pekerjaan dalam menghadapi penurunan ekonomi.

Di sisi lain, Microsoft menyatakan akan terus berinvestasi dalam bisnis perseroan dan meningkatkan jumlah karyawan secara keseluruhan di tahun mendatang.

Seorang juru bicara Microsoft mengatakan, "Seperti semua perusahaan, kami mengevaluasi prioritas bisnis kami secara teratur, dan membuat penyesuaian struktural yang sesuai. Kami akan terus berinvestasi dalam bisnis kami dan mempekerjakan di area pertumbuhan utama di tahun depan."

Baca juga:
Microsoft buka lowongan kerja di Indonesia, simak posisi dan syaratnya

Perusahaan mengatakan PHK ini dilakukan bukan karena pertumbuhan ekonomi yang buruk, tetapi karena perseroan memperlambat perekrutan di unit bisnis Windows, Office, dan Teams pada bulan Mei.

Pada bulan Juli lalu, Microsoft menyatakan jumlah pekerja yang terkena PHK kurang dari 1 persen atau 1.800 dari 180.000 orang tenaga kerja, mencakup berbagai divisi termasuk konsultasi dan solusi pelanggan dan mitra dan tersebar di seluruh dunia.

SHARE:

Guru Asal Sulsel Manfaatkan AI untuk Permudah Pelajaran Matematika

Google Blokir 1.000 Lebih Situs Berita Palsu Pro-China