Technologue.id, Jakarta - Rencana Meta untuk meluncurkan enkripsi end-to-end di Instagram dan Facebook memungkinkan ribuan pelaku kekerasan terhadap anak beroperasi tanpa terdeteksi.
Ini dikemukakan oleh Suella Braverman, Menteri Dalam Negeri Inggris. Ia telah meminta raksasa media sosial tersebut untuk mempertimbangkan kembali rencananya, karena kekhawatiran bahwa langkah-langkah keselamatan anak tidak memadai untuk melindungi anak-anak.
Baca Juga:
Microsoft Tambahkan Fitur Layers dan Transparency ke Aplikasi Paint
Saat ini, 800 predator setiap bulannya ditangkap oleh lembaga penegak hukum Inggris dan hingga 1.200 anak dilindungi dari pelecehan seksual terhadap anak berdasarkan informasi yang diberikan oleh perusahaan media sosial.
Badan Kejahatan Nasional (NCA) memperkirakan 92 persen Facebook Messenger dan 85 persen rujukan Instagram Direct bisa hilang jika Meta melanjutkan rencananya untuk “menjadi gelap”, yang berarti ribuan penjahat setiap tahunnya bisa tidak terdeteksi.
Pada Rabu, Braverman mendesak Meta untuk segera berkomitmen menerapkan langkah-langkah keamanan untuk melindungi anak-anak dari penyerang jahat, atau menghentikan rencana peluncuran tersebut sama sekali.
Permohonan tersebut menyusul intervensi serupa pada Juli, ketika dia menulis surat kepada bos Meta, Mark Zuckerberg, mengungkapkan kekhawatirannya tentang rencana peluncuran tersebut.
Baca Juga:
Asus Masih Rahasiakan Harga Zenfone 10, Tak Beda Jauh dari Seri 9
Braverman mengatakan, “Penggunaan enkripsi yang kuat untuk pengguna online tetap menjadi bagian penting dari dunia digital kita dan saya mendukungnya, begitu pula pemerintah, namun hal ini tidak boleh mengorbankan keselamatan anak-anak kita".
“Meta telah gagal memberikan jaminan bahwa mereka akan menjaga platform mereka aman dari para pelaku penyalahgunaan. Mereka harus mengembangkan perlindungan yang tepat agar sejalan dengan rencana enkripsi end-to-end mereka," jelasnya.