Technologue.id - Dikembangkan sejak beberapa tahun silam, teknologi 5G menjanjikan kecepatan yang lebih tinggi, kapasitas yang lebih baik, dan coverage lebih luas. Namun dengan kelebihan tersebut, siapa yang sejatinya benar-benar diuntungkan? Menurut Mohamad Rosidi, Senior Expert Strategy & Business Development Huawei Indonesia, penerapan teknologi 5G nantinya akan berhasil seiring dengan affordability. Dalam artian, teknologi 5G baru akan benar-benar terasa bila dimanfaatkan secara optimal.
Baca juga:
2025, Ada 40 Miliar Perangkat Terhubung via 5G
“(Teknologi) 5G menjanjikan kapasitas dan coverage yang lebih luas. Jadi, lebih banyak penggunanya semakin efisien. Harga pun bisa semakin terjangkau bagi end-user,” jelas Rosidi, di Ubud, Bali. Meski menekankan pada pengguna akhir, Rosidi juga menambahkan kalau kelebihan teknologi 5G akan lebih ideal bila dimanfaatkan oleh industri. Pasalnya industri kerap merujuk pada volume untuk mengincar profit. Di sisi lain, volume itu juga yang akan membuat cost jadi makin terjangkau. Semakin tinggi volume, semakin mungkin untuk menekan cost.Baca juga:
Awas, Ini 3 Kompetitor Terberat Huawei Mate 20 Pro di Indonesia!
Gampangnya, di sisi operator telekomunikasi bisa lebih mengefisienkan jumlah BTS yang digunakan. Dengan kapasitas yang lebih banyak dan coverage yang lebih luas, akan membantu operator telekomunikasi untuk menekan jumlah BTS di satu titik. Seiring hal tersebut, pihak end-user seharusnya juga mendapat keuntungan. Karena efisiensi yang dilakukan akan memberi pengaruh pada harga yang bisa semakin terjangkau lantaran cost operasional yang lebih rendah. “Namun semuanya tetap kembali pada perkembangan ekosistemnya nanti, karena infrastruktur, perangkat dan aplikasi harus saling mendukung,” pungkas Rosidi.