Technologue.id, Jakarta - Layanan internet milik miliarder Elon Musk, Starlink, sudah resmi beroperasi di Indonesia. Menanggapi kehadiran Starlink, Indosat Ooredoo Hutchison berkomitmen akan selalu mendukung penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia yang menyasar daerah-daerah khusus yang sulit dijangkau internet.
"Kalau kita sama-sama hanya menyasar segmen urban atau segmen metropolitan, pemberdayaan yang sesungguhnya itu tidak akan pernah terjadi. Tapi kalau (Starlink) ini memang fokusnya untuk membangun, kami akan terus mendukung. Asalkan komitmen dari awal ini untuk daerah pelosok, daerah pedesaan, bahkan daerah terluar itu bisa terlaksana," ujar Steve Saerang, SVP Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison, ditemui dalam acara Indosat di Jakarta, Senin (20/5/2024).
Baca Juga:
Ini 5 Inisiatif Strategis Pendorong Transformasi, Hasil Riset IOH dan Twimbit
Steve menerangkan, Indosat berupaya memerdekaan Indonesia Bagian Timur supaya mereka mendapatkan akses yang sama layaknya daerah metropolitan seperti di daerah Jawa. "Kami berharap hal yang sama juga dapat dilaksanakan oleh pemain-pemain yang baru saja ada di indonesia dengan komitmennya untuk memerdekaan daerah pelosok," imbuhnya.
Di tengah persaingan yang kian ketat ini, Indosat tetap berfokus memberikan layanan terbaik kepada pelanggan, termasuk dari sisi harga ketimbang memusingkan dampak bisnis setelah kehadiran Starlink di Indonesia.
"Saya rasa masyarakat sudah punya preferensi layanan yang mereka inginkan, tidak hanya murah dan murahan saja, tapi juga produk yang berkualitas dan layanan yang mereka andalkan. Fokus itu membuat kami ingin memberikan layanan terbaik kepada masyarakat indonesia yang kami sebut sebagai marvelous experience," ungkap Steve.
Baca Juga:
Kuartal 1 2024, Keuntungan Indosat Merangkak Naik 15%
Perusahaan tidak akan menurunkan harga seperti yang dilakukan Starlink pada awal kedatangannya. Starlink menurunkan harga perangkat keras untuk ritel dari Rp7,8 juta menjari Rp4,7 juta.
Steve menjelaskan jika paket layanan internet diturunkan akan berdampak pada turunnya pendapatan rata-rata per unit atau Average Revenue Per Unit (ARPU). Jika ARPU turun maka industri telekomunikasi menjadi tidak sehat.
Apalagi saat ini, kondisi ARPU Indonesia masih di bawah rata-rata negara di kawasan Asia Tenggara.
"Kalau industri sehat maka kebaikan akan diberikan kepada pelanggan. Target kita masih ingin meningkatkan angka ARPU kita. Seberapa persen kita tidak bisa disclose pada saat ini. Taktiknya adalah dengan memberikan produk-produk yang punya variasi harga," tuturnya.