Technologue.id, Jakarta - Amerika Serikat menguji rudal hipersonik secara diam-diam pada pertengahan Maret lalu. Tindakan ini mereka rahasiakan agar tidak memancing amarah Rusia di tengah invasi Ukraina. Uji coba tersebut secara otomatis meningkatkan risiko terjadinya perang nuklir, dan potensi penghancuran semua kehidupan di planet Bumi.
Berita uji coba rudal hipersonik Amerika Serikat muncul pertama kali dari seorang pejabat senior militer AS yang tidak ingin disebutkan namanya. Rudal hipersonik dilaporkan ditembakkan dari B-52 di di pantai barat, melaju pada ketinggian 65.000 kaki dan jarak 300 mil.
Baca Juga:
NASA Batalkan Percobaan Kedua Tes Peluncuran Roket ke Bulan
Rudal hipersonik yang diuji merupakan bagian dari Hypersonic Air-breathing Weapon Concept (HAWC) Hipersonik Lockheed Martin. Rudal ini disinyalir akan menyamai rudal milik China dan Rusia. Korea Utara juga mengklaim telah melakukan uji coba rudal hipersonik, meskipun belum diketahui dengan jelas.
Baca Juga:
NASA Tunda Kembali Mega Roket Baru ke Bulan
Tidak hanya Korea Utara yang melakukan klaim sepihak atas kekuatan rudal yang dimiliki, Rusia juga mengklaim telah menggunakan teknologi rudal hipersonik Kinzhal untuk melawan Ukraina. Rudal ini digunakan untuk menghancurkan gudang senjata bawah tanah pada 19 Maret 2022.
Jika benar, maka hal itu akan menjadi penggunaan rudal hipersonik pertama yang diketahui dalam perang. Kendati demikian, berita tersebut masih belum diketahui kebenarannya.