Technologue.id, Jakarta – Sering bermain Twitter? Pastinya, Anda sudah lazim dengan satu fitur bernama hashtag alias tagar (tanda pagar). Fitur ini dapat mempermudah Anda menemukan tweet berisi pembahasan tertentu atau informasi spesifik mengenai suatu topik sesuai dengan isi dari tagar itu sendiri. Bahkan tak jarang, hashtag di Twitter dibuat untuk hal-hal yang sifatnya menghibur, seperti kumpulan tweet lelucon dan curahan emosi diri untuk sekadar seru-seruan.
Baca juga:
Awas, Kontak di Ponsel Anda Bisa Disalahgunakan oleh Sarahah!
Hashtag merupakan fitur khas Twitter sebelum diadaptasi oleh platform lain seperti Facebook dan Instagram. Kendati Twitter telah berumur 11 tahun lalu, hashtag ternyata baru lahir setahun berselang, tepatnya 23 Agustus 2007. Adalah Chris Messina, seorang web marketing specialist dan pengguna setia Twitter yang muncul dengan ide hashtag. Saat itu, Messina mengusulkan pada Biz Stone, co-founder medsos berlambang burung itu untuk mengelompokkan tweet yang saling berkaitan dari seluruh dunia.Baca juga:
Blibli.com Jual LG Q6 Mulai Hari Ini, Segini Harganya
[caption id="attachment_21393" align="alignnone" width="750"] Usulan Chris Messina, sang "bapak hashtag" (source: Twitter / chrismessina)[/caption] "Usulannya sederhana, berguna, dan menyenangkan - sama seperti sifat Twitter. Karena keringkasan sangat penting di Twitter, dia menyarankan untuk menggunakan karakter "pound" atau "hash" yang umum di ponsel untuk membuat grup Tweet terkait," kisah Biz dalam blog resmi Twitter (23/08/17).Baca juga:
Spesifikasi Ponsel Dual-Camera Selfie Baru dari Vivo, Resolusinya Ngeri!
Sejak hadir di Twitter, hashtag telah melakukan banyak hal, dari sekadar mengelompokkan tweet menjadi pemicu social movement dan dialog global. Singkatnya, tagar telah berhasil membentuk budaya masyarakat di era digital dan berkontribusi terhadap perubahan di dunia ini.