Technologue.id, Jakarta – Beberapa waktu lalu, Twitter ramai. Penyebabnya, adalah viralnya keluhan seorang penumpang Grab yang mengaku dilecehkan oleh mitra berinisial VAS di Jakarta. VAS tak cuma melakukan pelecehan seksual di dalam mobil, tetapi juga mengancam wanita itu agar tidak melapor selepas trip berakhir. [embed]https://twitter.com/GrabID/status/1049551916525449216[/embed] Tak selang lama, Grab lewat akun Twitter resminya memberikan penjelasan terkait kasus ini dan bagaimana mereka coba menanganinya. Kompetitor Go-Jek itu mengaku telah melakukan mediasi antara si penumpang dan driver terkait. Namun, keputusan korban yang menolak bertemu mengindikasikan mediasi belum sepenuhnya membuahkan hasil positif.
Baca juga:
Menkominfo Hasut Grab agar Mau “Dinaturalisasi”
Grab juga mengklaim sudah memberikan sanksi sesuai Kode Etik Mitra Pengemudi Grab pada Selasa (09/10/2018), meski tak tutuy menjelaskan apa bentuk sanksi yang dimaksud. Akan tetapi, Rabu (10/10/2018), seorang penumpang Grab lainnya secara kebetulan mendapati pelaku VAS masih bisa beroperasi dan mengantarkan penumpang. [embed]https://twitter.com/bellawaas/status/1050228211970322432[/embed]Baca juga:
Grab Dipercaya Sponsori “Asian Games 2018 Jilid Dua”
Hal ini membuat warganet yang sedari awal pekan ini resah dengan Grab makin tak terbendung. Alhasil, mereka yang peduli dengan isu ini pun mengampanyekan tagar #UninstallGrab. Ajakan untuk menghapus aplikasi Grab di ponsel netizen dan berhenti menggunakan Grab ini merupakan aksi protes para pengguna yang merasa keamanannya kurang dijamin oleh startup yang kini berkantor pusat di Singapura itu, mengingat pelaku pelecehan seksual masih berkeliaran dan bekerja di bawah naungan Grab.Baca juga:
Tak Hanya Go-Jek, Kini Driver Grab Pun Bisa Punya Rumah Sendiri
Redaksi tengah mencoba meminta keterangan Grab terkait isu ini.