Technologue.id, Jakarta - Minat investasi aset kripto di Indonesia terus meningkat. Namun berdasarkan survei yang dilakukan perusahaan jual beli aset kripto, Luno jumlah investornya masih relatif kecil.
Dalam survey yang melibatkan 1000 responden itu tercatat, kripto hanya memperoleh angka 22% sebagai pilihan untuk berinvestasi. Posisinya berada di peringkat ke empat setelah emas, bank koperasi dan properti.
Country Manager Luno Indonesia Jay Jawayijayaningtiyas memaparkan, hanya 299 orang responden saja yang mengaku pernah melakukan investasi kripto, sedangkan 60 persen lainnya menjawab belum.
Baca Juga:
Dampak Larangan Transaksi Kripto China Hanya Temporer
Sebanyak 26% dari mereka yang belum pernah berinvestasi kripto mengatakan masih takut mengalami kerugian uang tidak kembali, meskipun mereka juga tahu bahwa ada peluang besar mengalami keuntungan.
29% lainnya karena tidak ada teman atau keluarga yang berinvestasi di kripto, dan 62% lagi memang karena kurang pengetahuan tentang berinvestasi di kripto.
"Dari hasil survey, Luno sangat berdedikasi untuk memberikan edukasi mengenai aset kripto kepada masyarakat umum. Kami menyediakan satu portal edukasi yang bisa melalui aplikasi Luno," kata Jay, Rabu (29/9/2021).
Baca Juga:
Miliarder AS Ramal Nilai Bitcoin Bakal Terus Naik
"Di situ full dijelaskan dari mulai bitcoin itu apa, cara untuk deposit, cara untuk beli, cara untuk jual, hingga cara untuk mencairkan dana. Jika belum jelas juga bisa masuk ke grup telegram atau tim support kami," tambahnya.
Untuk diketahui, berdasarkan data dari Bappebti sendiri, pada bulan Februari 2021 baru ada 4,5 juta total investor aset kripto di Indonesia. Kemudian pada agustus bertambah hingga menjadi 7 juta.
Meski perkembangan investasi aset kripto mengalami pertumbuhan yang bisa dibilang besar, apalagi di tahun 2021 ini. Luno menyebut jumlah investor aset kripto di Indonesia masih berada di angka yang relatif kecil.