Technologue.id, Jakarta – Iklim ekonomi global yang diprediksi bakal 'gelap' pada 2023, memacu pelaku industri termasuk industri telekomunikasi, berpikir keras menentukan strategi perusahaan.
Merujuk pada pencapaiannya di tahun ini, operator seluler Telkomsel akan mengadopsi suatu model bisnis baru untuk menghadapi kondisi perlambatan ekonomi seperti yang ramai diperbincangkan beberapa waktu belakangan.
Setelah pencapaiannya pada tahun 2022 dimana Telkomsel fokus kepada core bisnisnya, dimana tower hampir semua dilepas pada tahun 2021 dan puncaknya pada tahun 2022. Sehingga tahun ini Telkomsel berada pada suatu model baru yang lebih efektif dan lebih efisien dan bisa lebih focus pada layanan pelanggan," ujar Samuel Pasaribu, Vice President Area Account Management, dalam Selular Digital Telco Outlook 2023, di Jakarta, Selasa (6/12/2022).
Baca Juga:
Inovasi Pelaku Industri Telco Sasar Pelanggan Individu dan Korporasi
Walaupun ekonomi dunia diprediksi yang akan gelap pada tahun 2023 akibat adanya resesi global, namun menurut catatan dari Bank Indonesia pertumbuhan ekonomi di Indonesia diperkirakan akan berada di atas 5 persen atau 5,2 persen. BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 2023 di kisaran 4,6 persen hingga 5,3 persen melebihi rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia.
Terjadinya perubahan besar yang dulunya lebih ke kompetisi, sekarang lebih ke kolaborasi,
“Tidak mungkin kita go to market sendirian, apalagi sudah berbicara tentang pedalaman makin sulit melakukannya sendirian. Jadi Telkomsel berkolaborasi juga bersama pemerintakh melalui BAKTI,” ucap Samuel.
Dirinya menerangkan, sepanjang tahun ini Telkomsel tetap bangun untuk menyediakan sinyal di pedalaman.
"Oleh karena itu tahun 2023 pastinya Telkomsel akan bangun, terlepas dari krisis apapun dan akan membangun connectivity karena hal tersebut adalah penyedia untuk kebutuhan lainnya seperti digital ekonomi, social media, bahkan mengikuti strategi pemerintah untuk pemerataan pembangunan," tandasnya.
Untuk tahun 2023 sendiri, Telkomsel menyiapkan strategi agar tetap bisa memenangkan persaingan yaitu dengan berkolaborasi dengan industri yang sama dan lintas industri.
Kedua, Telkomsel akan terus membangun portofolio produk, terutama bisnis digital.
“Saat ini kami sudah punya Indigo yang didalamnya ada Kuncie (e-learning), Vita (kesehatan), Maja Mojo (games). Tahun depan kami akan terus mengembangkan kira-kira bisnis apalagi yang focus pada digital bisnis melalui Indigo”, ucap Samuel Pasaribu.
Baca Juga:
Modal Pelaku Industri Telco Hadapi Ancaman Resesi 2023
Setelah itu, yang menjadi strategi utama adalah connectivity. Walaupun 5G di beberapa negara termasuk Indonesia masih rendah, namun perkembangannya dipercaya akan terus signifikan. Jika sebelumnya Telkomsel hanya focus pada connectivity, tahun depan perusahaan akan fokus kepada connectivity dan industry yang go to market.
Selain strategi, Telkomsel juga memiliki harapan di tahun 2023, yaitu regulasi.
“Jika regulasi bisa berjalan, saya kira itu akan menjadi harapan terbesar kami tahun depan. Selain itu kami berharap pintu kolaborasi dapat dibuka oleh seluruh pihak, agar tahun depan bisa menjadi tahunnya kolaborasi. Apa yang telah dimulai oleh pemerintah adalah suatu hal yang baik tapi itu hanya stimulant awalnya saja, jika kita tidak dilanjutkan maka yg terjadi hanyalah pemerataan akses telekomunikasi."
"Tapi jika kita melanjutkannya dengan konten positif kita akan mewujudkan apa yg sebenarnya menjadi tujuan dari pembangunan itu sendiri yaitu menciptakan pemerataan kesejahteraan dan kemakmuran,” lanjut Samuel.