Technologue.id, Jakarta - Pemilihan Umum (Pemilu) telah berakhir, tetapi masih banyak hal yang bisa dikawal agar masyarakat terutama generasi muda terus terlibat dalam proses politik dan memperkuat demokrasi.
Sebagai inisiatif lanjutan platform edukasi Pemilu 2024 “Bijak Memilih” yang berkolaborasi dengan What Is Up, Indonesia? (WIUI), bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional ke-116, startup Think Policy menghadirkan sebuah gerakan pendidikan politik dan kebijakan publik independen, Bijak Demokrasi.
Berdasarkan data internal, 29% pengguna Bijak Memilih lebih berminat mengetahui politik Indonesia lewat pengemasan informasi yang komprehensif. Oleh karena itu, lewat Bijak Demokrasi diharapkan dapat melanjutkan semangat pendidikan politik yang aksesibel demi meningkatkan nalar kritis publik paska pemilu 2024.
“Partisipasi demokrasi tidak berhenti setelah pemilu selesai. Kita masih harus mengawal kinerja pejabat terpilih dan memastikan pemerintahan menghasilkan kebijakan yang berkualitas," kata CEO Think Policy & Co-Head Sekretariat Bijak, Andhyta Firselly Utami di acara peluncuran perdana Bijak Demokrasi yang diadakan di Museum Kebangkitan Nasional Jakarta, Selasa (21/5/2024).
Menurutnya, seringkali kita merasa tidak punya suara untuk menciptakan perubahan yang sistemik. "Bijak Demokrasi ingin meyakinkan publik bahwa terdapat berbagai cara kita berpartisipasi aktif dalam mendorong demokrasi yang lebih bermakna dan naik kelas," jelasnya.
Menurut Andhyta, ada empat cara yang bisa dijalankan untuk terus memperkuat proses partisipasi demokrasi. Pertama, bertanggung jawab untuk riset dan memilih kandidat yang sesuai. Kedua, mengawasi kebijakan yang dibuat tiap menteri atau parlemen. Ketiga, bergabung dalam sebuah komunitas lokal atau gerakan di isu tertentu. Terakhir masuk ke dalam partai politik atau menjadi bagian dari pemerintahan.
Baca Juga:
Infinix GT 20 Pro Resmi Masuk Pasar Ponsel Gaming di Indonesia, Segini Harganya