Technologue.id, Jakarta - PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa (MSMB), perusahaan agritech lokal, berhasil menjadi Runner-up Pertama dalam ajang kompetisi startup Intellectual Property Innovation & Entrepreneurship Contest (IPIEC) Global 2019 di Malaysia, pada 7 Oktober 2019 lalu. Ajang berskala global ini diselenggarakan oleh WTOIP, platform technovation terkemuka yang berbasis di Cina. Dalam pencapaiannya ini, MSMB mewakili regional ASEAN akan kembali bertanding adu inovasi di babak semi final dalam IPIEC Global 2019 pada Desember mendatang.
Baca Juga: UMG Idealab, Venture Capital yang Siap Geber Agritech di Indonesia
Kiwi Aliwarga, pendiri UMG Idealab, induk perusahaan MSMB, mengatakan bahwa ini akan menjadi peluang yang bagus bagi mereka untuk mengeksplorasi pasar Cina. "Pencapaian MSMB dalam meraih Runner-Up pada IPIEC Global 2019 juga merupakan cerminan milestone yang menunjukkan konsentrasi kami dalam memajukan pertanian global pada umumnya dan khususnya Tanah Air. Harapan kami, dengan semakin dikenalnya MSMB di mata dunia dapat mendukung visi jangka panjang pemerintah untuk menjadikan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia pada tahun 2045,” kata Kiwi. MSMB berfokus pada sektor agrobisnis berbasis teknologi 4.0. Di dalam bisnisnya, MSMB menawarkan solusi untuk pertanian melalui RiTx, peternakan melalui LiTx, dan perikanan melalui FisTx. Teknologi Smart Farming 4.0 yang digadang MSMB melalui RiTx di antaranya, Agri Drone Sprayer (drone penyemprot pestisida dan pupuk cair), Drone Surveillance (drone untuk pemetaan lahan), serta Soil and Weather Sensor (sensor tanah dan cuaca). Melalui teknologi, Kiwi ingin menanamkan kesan bahwa bertani adalah hal yang menarik dengan adanya sentuhan teknologi mutakhir, khususnya di kalangan milenial.Baca Juga: Pundi X Bawa Blockchain ke Sektor Pertanian, untuk Apa?
Pada tahun 2018, pemerintah Indonesia melalui pemerintah kabupaten telah mengucurkan dana mencapai Rp 59,86 triliun ke seluruh desa di Indonesia, di mana sektor pertanian turut menjadi program prioritas dalam pengelolaan dana desa. Menurut Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT), Eko Putro Sandjojo, angka pengangguran di desa pada 2018 sebesar 3,72%. Angka ini mengalami penurunan sebesar 1,21% dari tahun 2015, yakni sebesar 4,93%. Sejalan dengan usaha pemerintah dalam menggenjot perekonomian desa melalui program dana desa, mengurangi angka pengangguran di desa, dan permasalahan krusial yang dialami petani, komitmen Kiwi Aliwarga lainnya turut diwujudkan melalui aplikasi Crowde yang bergerak di bidang keuangan dengan produk peer-to-peer lending bagi para petani, Biotech yang memecahkan masalah pertanian, lingkungan, makanan, dan perawatan kesehatan, dan Inagri, aplikasi supplier sayuran online yang dapat membantu petani dalam memasarkan hasil panen.