Technologue.id, Jakarta - Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) melaporkan setidaknya 20 persen masyarakat Indonesia belum terkoneksi dengan internet. Mereka belum bisa menikmati layanan internet broadband karena mayoritas tinggal di wilayah Indonesia yang kondisi geografisnya sangat sulit.
James Sun, Vice President, Director of the Board, Business Environment, Huawei Indonesia mengatakan, sebagai penyedia solusi TIK global, Huawei selalu mencari terobosan dan inovasi teknologi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan infrastruktur telekomunikasi.
Baca Juga:
Target Huawei Percepat Transformasi Digital di Indonesia
"Huawei akan terus memperluas inklusi digital untuk menghubungkan masyarakat yang selama ini sulit dijangkau layanan internet melalui berbagai solusi Huawei, termasuk solusi Huawei Rural Star yang telah diterapkan di banyak negara di dunia. Kami melihat solusi ini sangat cocok untuk diterapkan untuk menciptakan konektivitas antar pulau di Indonesia," kata James Sun.
Pada tahun 2021, Huawei dan mitra operator menguji coba solusi broadband nirkabel Rural Star Pro dengan fitur utama LTE untuk backhaul di daerah terpencil di Pulau Kalimantan.
Huawei Rural Star merupakan terobosan dalam desain stasiun pangkalan radio dengan kemampuan untuk mengintegrasikan pita dasar, peralatan transmisi radio, dan secara bersamaan LTE untuk backhaul nirkabel, dalam satu modul.
Dengan konsep LTE untuk backhaul, spektrum operator yang biasanya hanya digunakan untuk akses radio ke perangkat pengguna atau akses radio juga dapat digunakan untuk menyediakan akses antar stasiun pangkalan radio (backhaul).
Fitur ini mampu menekan biaya sewa transmisi yang sebelumnya dikeluarkan oleh operator seperti penggunaan microwave dan satelit. Saat ini, solusi tersebut telah diterapkan di lebih dari 60 negara yang melayani 50 juta populasi.
Baca Juga:
Huawei Jalin Kerjasama dengan UNUSIA dalam Pengembangan Talenta Digital Indonesia
"Bekerja sama dengan mitra operator, Huawei berupaya untuk memaksimalkan semua potensi dan peluang dengan berbagi praktik terbaik dan berfokus pada cara-cara baru untuk memperluas infrastruktur yang ada untuk menciptakan masyarakat digital yang benar-benar inklusif. Kita dapat menunjukkan betapa efektif, produktif, dan cerdasnya dunia kita nantinya di masa depan," tambah James Sun.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Huawei, diperkirakan pada tahun 2030, akan ada 200 miliar perangkat yang terhubung ke internet di seluruh dunia, dengan lebih dari 1 YB data dihasilkan setiap tahunnya. Atau bisa dikatakan 23 kali lebih banyak dari volume data yang dihasilkan pada tahun 2020.