Technnologue.id, Jakarta - Dalam menghadapi transformasi digital, pemerintah diharapkan menemukan cara-cara baru dalam melayani masyarakat. Dengan pengadopsian cloud, pemerintah berupaya menjalankan transformasi digital yang mampu menyediakan pelayanan masyarakat, pendidikan, serta kesehatan secara konsisten dan terarah.
Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemendikbud Ristek Republik Indonesia, Prof. Ir. Nizam menjelaskan bahwa Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi (Dirjen Diktiristek) melayani lebih dari 4.500 perguruan tinggi, 9 juta mahasiswa, 300 rib dosen di tanah air.
Ini merupakan angka yang sangat banyak, karenanya tidak mungkin tidak untuk mengandalkan teknologi informasi untuk memastikan layanan itu tersedia 24 jam sehari tujuh hari seminggu 365 hari per tahun tanpa interupsi.
Baca Juga:
AWS Gagas Program Pengembangan Talenta Digital Indonesiaku AWSome
"Maka satu-satunya adalah dengan menggunakan cloud untuk memastikan layanan itu aman,vtersedia di semua titik bagi mahasiswa, dosen, perguruan tinggi dan masyarakat. Dalam hal ini DirjenvDiktiristek mengelola data yang cukup besar secara nasional dengan 9 juta mahasiswa dan setiap transaksional kerja dosen pun terekam semua," jelas Prof. Ir. Nizam.
Menurutnya, data yang sangat besar itu tentu sekarang ini menjadi mata uang di masa kini dan masa depan untuk diolah menjadi informasi yang dapat digunakan untuk manajemen perguruan tinggi, manajemen talenta, perencanaan maupun pengelolaan sistem secara nasional semuanya didasarkan pada basis data yang Dirjen riset dan teknologi melalui pengelolaan data Dikti.
Ia menambahkan bahwa Dirjen Diktiristek menggunakan sejumlah layanan AWS untuk membantu mengembangkan penyediaan layanan ke masyarakat dengan berbasis sistem cloud. Salah satunya adalah SIAGA (Sistem Informasi Kelembagaan), sebuah layanan kelembagaan bagi perguruan-perguruan tinggi yang akan membuka program studi, memantau kejenuhan program studi dan sebagainya, SINTA untuk melihat kinerja akademik dosen, dan SPADA sebagai repositori nasional perkuliahan yang telah menyediakan ribuan materi kuliah yang bisa diakses seluruh mahasiswa dan dosen.
Country Manager Worldwide Public Sector Indonesia, Mohammad Ghozie Indra Dalel, menyebutkan bahwa Cloud merupakan alat dalam memicu inovasi. Setelah bermigrasi ke cloud, organisasi dapat menghemat biaya, meningkatkan produktivitas serta meningkatkan ketahanan operasional dan kegesitan bisnis.
Baca Juga:
Kupas Tuntas Pemanfaatan Machine Learning di Segala Lini Bisnis Bersama AWS dan Qoala
Ia mengatakan bahwa dalam sebuah penelitian yang dilakukan AWS Cloud Economics tercatat bahwa pelanggan AWS di Asia Pasifik di seluruh sektor komersial dan publik yang bermitrasi dari AWS melihat percepatan dalam inovasi dengan 28% pengurangan dalam time-to-market untuk fitur-fitur dan aplikasi-aplikasi baru, serta sekitar 40% peningkatan dalam efisiensi karyawan.
"Pelanggan AWS juga melihat rata-rata 24% pengurangan dalam biaya TI di cloud dibandingkan on- premises, serta mengurangi downtime layanan 37%,” terang Ghozie.
Kecakapan digital merupakan kunci bagi angkatan kerja masa depan untuk memaksimalkan potensi cloud. Memenuhi permintaan tenaga kerja terampil digital akan membutuhkan kolaborasi yang lebih erat antara sektor publik dan swasta untuk terus berinvestasi dalam pendidikan, dan mempercepat pelatihan untuk memenuhi kebutuhan masa depan akan keterampilan dalam teknologi cloud, machine learning dan juga dan teknologi baru lainnya.
Untuk itu, AWS juga mendukung program pemerintah dalam mencapai visi Indonesia 2045 melalui program Indonesiaku AWSome. Program pengembangan bisnis strategis yang diluncurkan pada Februari 2022 tersebut bertujuan untuk mempercepat digitalisasi di berbagai sektor melalui pengembangan jaringan lulusan baru yang cakap digital.