Technologue.id - Jakarta, Jika ada kebutuhan pokok selain sandang dan pangan, maka itu adalah Internet. Baik laki-laki maupun perempuan, orang tua, anak muda, bahkan anak-anak kecil tak bisa lepas dari peran internet. Mereka menggunakan internet untuk mendapatkan informasi, refreshing, maupun berkomunikasi.
Dalam hal ini, para pekerja menempatkan internet sebagai sarana mendapatkan mata pencaharian. Tidak terhitung banyaknya orang-orang yang mendapatkan manfaat dari internet untuk menopang hidup keluarganya.
Bagi Anda yang masuk dalam usia pekerja internet bisa memberikan anda peluang lapangan pekerjaan. Anda tidak perlu pergi ke alamat perusahaan, menaruh ijazah dan curriculum vitae ke meja front office.
Anda bisa mengirimkan melalui email yang akan dibaca langsung oleh Human Resource Development (HRD). Internet menjadi pasar kerja yang menggiurkan.
Baca Juga:
Lenovo ThinkStation P360 Ultra Ubah Kinerja Desktop Jadi Lebih Ringkas
Bersamaan dengan itu terciptalah pasar digital (digital market) di mana orang bisa bertransaksi secara mudah dan cepat. Dan ini sangat memudahkan anda yang berprofesi sebagai pedagang, distributor, reseller atau dropshipper.
Namun, segala cerita manis ini tidak lepas dari berbagai kendala. Masalah pertama dan yang paling utama adalah ketersediaan akses internet. Saat ini, Pulau Jawa mendominasi penggunaan internet.
Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah ketersediaan internet itu sendiri.
Presiden Direktur BAKTI Kemenkominfo, Anang Latif menegaskan, bahwa sebaran internet masih belum merata di Indonesia. Bahkan di tiap pulau masih terdapat selisih antara jumlah penduduk dan pengguna internet, termasuk di pulau Jawa.
Dari sumber yang berbeda, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia menaksir ada lima belas ribu desa memiliki akses internet buruk, bahkan belum terjangkau internet sama sekali (kominfo.go.id). Persoalan pemerataan sebaran internet memang menjadi masalah yang belum tuntas sampai hari ini. Tentu saja kendala ini akan menghambat proses transformasi digital di masyarakat.
Pemerintah tentu membutuhkan bantuan dari pihak lain (swasta) untuk mengatasi masalah ini. Dengan kerjasama yang sama-sama menguntungkan pemerintah dan swasta bisa mulai memetakan dan mencarikan solusi dari masalah ini.
Salah satu perusahaan yang telah berinisiatif untuk mengatasi masalah kesenjangan ini adalah Smartfren.
Menurut riset OpenSignal, Smartfren lebih unggul dalam hal ketersediaan (availability) jaringan 4G di Tanah Air. Tingkat availability 4G Smartfren mencapai 97,9 persen. Angka ini lebih tinggi dibanding provider yang lain. Tri (3) menempati posisi kedua dengan persentase sebesar 93,9%.
Indosat Ooredoo memiliki persentase sebesar 92%. Sedangkan, XL Axiata memiliki persentase sebesar 91,2%. Sementara itu, persentase yang dimiliki Telkomsel tercatat sebesar 89,3%. Dengan kata lain, mayoritas pelanggan Smartfren sudah terhubung dengan sinyal 4G. Saat ini, 4G adalah sinyal yang paling banyak digunakan di Indonesia.
Baca Juga:
Apple Translate Menambahkan Lima Bahasa di iOS 16 Beta
Misi Smartfren untuk memberikan akses internet 4G secara merata telah menyelesaikan masalah paling fundamental internet di Indonesia. Cepat atau lambat, kualitas dan jangkauan internet cepat Smartfren akan membantu masyarakat untuk memanfaatkan internet.
Masyarakat digital adalah suatu keniscayaan dan transformasi masyarakat digital adalah keharusan di era serba internet hari ini.
Keaktifan masyarakat di dunia maya sangat dibutuhkan untuk membantu mengembangkan kehidupan mereka baik di bidang ekonomi, sosial, maupun budaya.