SHARE:
Technologue.id, Jakarta – Klout memang bukan nama yang familiar bagi mayoritas netizen Tanah Air. Akan tetapi, startup yang pernah diakuisisi di tahun 2014 oleh Lithium Technologies dengan mahar 200 juta USD (sekitar Rp2,8 triliunan) itu cukup berharga bagi para influencer media sosial.
Baca juga:
Facebook Bikin Cryptocurrency Sendiri
Ya, berkat Klout, seseorang bisa menilai seberapa berharga dirinya berdasarkan akun miliknya dari Facebook, Twitter, Instagram, LinkedIn, YouTube, dan lain-lain, plus laman Wikipedia. Salah satu tool digital marketing ini sanggup mengurai data media sosial Anda, mengukur pengaruh Anda di dunia maya, serta me-rangking-nya di metrik antara 1 sampai 100 alias Klout Score. [caption id="attachment_33016" align="alignnone" width="673"] Contoh layanan yang disediakan oleh Klout (Ulwan Fakhri Noviadhista / Technologue.id)[/caption]Baca juga:
Selain Bukalapak, Ini Iklan-iklan Perusahaan Teknologi Terpopuler di YouTube
Sayang, pekan ini (10/05/2018), Klout mengumumkan akan menghentikan layanannya secara resmi pada 25 Mei mendatang. Joe Fernandez, sang co-founder sekaligus CEO, mengakui kalau Klout sebagai layanan standalone tidak sejalan dengan strategi jangka panjang Lithium Technologies. Klout sendiri sudah mengontribusikan teknologi machine learning dan artificial intelligence (AI)-nya untuk perusahaan induknya.Baca juga:
Klout didirikan oleh Joe tahun 2008 bersama rekannya Emil Michael. Selain untuk influencer, Klout juga melayani perusahaan, brand, atau korporasi yang ingin mempelajari audience mereka di dunia maya. Kendati demikian, kehadiran Klout bukannya tanpa kontroversi. Klout Score dianggap tak representatif untuk menilai pengaruh seseorang sepenuhnya. Klout juga disebut menginspirasi sistem penilaian seseorang di serial fiksi ilmiah Black Mirror.