Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
SIRCLO Ungkap Tren Konsumen dan Bisnis E-Commerce di Indonesia
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - SIRCLO baru-baru ini menggelar SIRCLO Insights Webinar yang mengusung topik “Navigating E-Commerce in 2024 Through Consumer and Market Insights”. Event yang menghadirkan panelis dari Statista hingga Expert ini menjelaskan tentang perilaku konsumen dan panduan dalam menguasai lanskap e-commerce di Indonesia.

Brian Marshal, Founder dan Chief Executive Officer, SIRCLO Group mengungkapkan, event virtual ini memberikan wawasan dan wadah diskusi terkait e-commerce di Tanah Air, terutama dalam menyambut 2024.

Dalam sambutannya, Brian Marshal menitikberatkan terkait personalisasi dan kecepatan menjadi elemen penting bagi pertumbuhan bisnis melalui e-commerce. "Bagaimana e-commerce, 80 persen konsumen beli produk berdasarkan personalisasi," ujar Brian yang mengutip riset bahwa transaksi digital secara global diprediksi menyentuh 6 triliun dollar AS.

Baca Juga:
Implementasi IPv6 Enhanced Menuju Visi Indonesia Digital Indonesia 2045

Di Indonesia sendiri, berdasarkan laporan Temasek, ekonomi digital di 2025 mencapai USD150 miliar. "Angka yang terus berkembang. Ini sektor yang menarik," tambahnya.

Kembali ke elemen penting dalam pertumbuhan bisnis, kecepatan serta efisiensi menurutnya menjadi kunci keberhasilan pelaku usaha, baik dari sisi e-commerce-nya, toko online, pengirimannya dan lain-lain.

Ia juga menyoroti bahwa setelah pandemi, tren berbelanja di Indonesia mulai banyak pelanggan yang kembali ke toko fisik. "E-comerce berkembang, orang menjadi kembali ke toko fisik. Kita harus beradaptasi, bagaimana melancarkan strategi omnichannel secara seamless," jelasnya.

Mohamad Ilhami, Sr. Business Development, Statista menjelaskan pentingnya data ketimbang mengandalkan insting terkait pengambilan keputusan dalam bisnis. Misalnya, temuan Statista menunjukkan bahwa 53 persen orang mencari sebuah produk melalui video website dan YouTube, lebih tinggi dibanding media sosial sebanyak 44 persen.

Temuan lain terkait generasi milenial masih menjadi yang terbesar dalam hal "purchasing power" dan riset juga menemukan dominasi laki-laki 61 persen dibandingkan perempuan sebesar 40 persen terkait Online Shopper di Indonesia. "Majority, optimis terhadap masa depan Indonesia dari segi ekonomi," ungkap Mohamad Ilham.

Yongky Susilo, Board Expert, Himpunan Peritel & Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) mengatakan bahwa perilaku konsumen akan kembali ke tren sebelum pandemi Covid-19, yakni berbelanja melalui toko offline.

Kendati demikian, bisnis melalui platform e-commerce masih akan diminati para pelaku usaha serta para pelanggan. "Setiap company harus punya (e-commerce). Ini penting sekali, untuk informasi dan transaksi," tutur Yongky, yang juga menyebut Indonesia masih kuat di model bisnis C2C (customer to customer).

Ia melihat pengalaman JD.id yang pernah masuk ke Indonesia, namun kemudian berhenti beroperasi karena model bisnis B2C yang dinilai belum matang di Indonesia. "Di Indonesia C2C, belum siap B2C. Tokopedia, Shopee, Bukalapak itu menang. Semua seller ada di Tokopedia. Apa yang ada di Tokopedia, ada juga di Shopee," jelasnya.

Ia pun melihat pentingnya adaptasi oleh pelaku bisnis atau perusahaan terkait digitalisasi. "Channel bisa hilang, kalau kita enggak develop," kata Yongky, yang mengingatkan apa yang dialami oleh perusahaan hypermarket saat ini.

Baca Juga:
Grab Ventures Velocity Batch 6 Umumkan 5 Finalis Startup Sektor ESG dan E-Commerce Enabler

Yongky juga mengungkap beberapa kategori produk yang berada di urutan teratas seperti fashion, elektronik, health, mom & baby serta home living.

Danang Cahyono, COO SIRCLO Group mengatakan bahwa pelaku bisnis perlu memiliki strategi, bagaimana berpikir besar, mau mendengarkan feedback langsung dari konsumen serta meningkatkan konversi atau penjualan.

Selain itu, data driven insight juga penting terkait unsur dalam pengambilan keputusan. Memahami data berarti pelaku bisnis bisa melancarkan strategi secara tetap sasaran. Kemudian, demi pertumbuhan bisnis, pelaku usaha dapat bekerjasama dengan expert yang membantu membangun brand hingga pemasaran.

SHARE:

Faktor-faktor yang Menunjang Nvidia Kuasai Pasar AI

Libatkan Industri Perbankan, Pemerintah Putus Aliran Dana Transaksi Judol