Technologue.id, Jakarta - Meski memiliki skala ekonomi yang tidak sebanding dengan perusahaan multinastional, namun usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki peran yang sangat penting bagi perekonomian nasional. UMKM merupakan kontributor produk domestik bruto (PDB) Nasional terbesar. Sepanjang tahun lalu, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KemenkopUKM) mencatat jumlah UMKM mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 61,07 persen atau senilai Rp 8.573,89 triliun. Tidak hanya itu, UMKM mampu menyerap 97 persen dari total tenaga kerja yang tersedia serta menghimpun hingga 60,42 persen dari total investasi nasional.
Demi mendorong daya saing UMKM yang terus meningkat ini, pemerintah mencanangkan program digitalisasi dengan target sebanyak 30 juta pelaku UMKM masuk dalam ekosistem digital pada tahun 2024. Meskipun menjadi tantangan yang tidak mudah, program ini harus tetap dilaksanakan demi perbaikan struktur ekonomi nasional yang didominasi oleh sektor usaha tersebut. "Saat ini rasio kewirausahaan Indonesia mencapai 3,5%, target pemerintah ratio kewirausahaan di 2024 bisa tumbuh 3,95%. Pemerintah telah menetapkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 2 tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional 2021 - 2024 tentang kewirausahaan, hal ini diharapkan dapat menjadi terobosan untuk melakukan percepatan ratio kewirausahaan," kata Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki dalam Peluncuran Tjufoo sebuah startup aggregator brand di Jakarta, Kamis, 27 Januari 2022.
Kolaborasi pemerintah dan swasta amat penting untuk bisa mempercepat peningkatan UMKM dan ratio kewirausahaan di Indonesia, maka itu, Tjufoo, kata Menteri Teten, diharapkan mampu dimanfaatkan oleh pelaku usaha untuk meningkatkan skala usaha mereka, seperti pemanfaatan dana investasi, mentoring berkelanjutan, dan ekosistem digital. "Saya mengapresiasi komitmen Tjufoo dalam mempercepat kemajuan pelaku usaha lokal tanah air dalam ekosistem digital yang telah dibangun agar UMKM berbasis digital semakin banyak bermunculan pada 2024."
Di kesempatan yang sama, Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia Moeldoko menekankan sekalipun pandemi berakhir, kebutuhan masyarakat akan produk dan layanan online akan tetap atau semakin meningkat. "Fakta ini harus kita perhatikan, bila UMKM ingin bertahan, maka harus menerapkan teknologi digital. Dan itu tidak bisa dihindari. Dan ini butuh dukungan semua pihak. Tjufoo akan memberikan solusi yang komprehensif secara luas dengan saluran digital maupun offline, pemberian dana investasi untuk mengembangan bisnis, mentoring, serta dukungan scalling pengembangan bisnis."
Untuk menjawab tantangan tersebutlah, Tjufoo hadir di Indonesia. TJ Tham, Co-Founder and Chief Executive Officer Tjufoo menyatakan berkomitmen penuh untuk meningkatkan level UMKM Indonesia. "Sebagai penggiat digital ekosistem, kami menyambut baik upaya pemerintah untuk mendigitalisasi UMKM. Namun situasi pandemi yang menghantam UMKM membuat mereka tak mampu bertahan walau secara perlahan telah go-digital. Kami hadir untuk memperkuat pondasi bisnis UMKM di Indonesia melalui ekosistem digital yang telah kami bangun."
Hingga akhir 2021, Tjufoo telah meningkatkan performa brand-brand yang telah bergabung dalam ekosistem digitalnya. Dengan dukungan tim yang berpengalaman serta semua teknologi yang diperlukan oleh UMKM, Tjufoo mendukung brand untuk memperkuat elemen-elemen penting dalam bisnis, yaitu marketing dan operasional. Dari segi marketing, Tjufoo mendukung UMKM untuk membangun infrastruktur dalam memperkuat brand building serta menggencarkan digital optimisation mereka. Dengan begini, brand diharapkan mampu lebih dekat dengan konsumen untuk tujuan bisnis yang lebih besar. Dari segi operasional, Tjufoo memberikan dukungan untuk pada kebutuhan internal bisnis dalam mengotomasi pengelolaan tenaga kerja, inventoris, konsumen, merchandising, layanan pengadaan, hingga menyelaraskan seluruh proses operasi agar efektif dan efisien.
Sebagai startup brand aggregator yang mengusung konsep House of Brands, Tjufoo berkomitmen untuk mempercepat pertumbuhan UMKM dengan mengakuisisi brand lokal pada kategori Direct to Consumer atau berjualan tanpa perantara. Di tahun ini, Tjufoo berencana untuk mempercepat pertumbuhan bisnis UMKM di Indonesia dengan mengakuisisi brand-brand lokal potensial. Permodalan masih menjadi masalah kompleks yang selalu dihadapi oleh para pengusaha UMKM di Indonesia. "Untuk itu, kami berkomitmen untuk mengembangkan UMKM dan brand lokal dari berbagai kategori dan level dengan berinvestasi pada modal pengembangan usaha dengan nilai akuisisi sebesar Rp 1,8 triliun yang akan segera kami jalankan sebagai rencana jangka pendek. Dengan dukungan permodalan ini, kami berharap Indonesia mampu menelurkan ratusan brand lokal yang dapat bersaing di pasar global," tambah TJ Tham.
Untuk bisa bertumbuh secara berkelanjutan sesuai dengan perkembangan zaman, Tjufoo juga senantiasa memberikan mentoring dari indvidu-individu unggul perusahaan lintas sektor besar seperti Apple, Grab, Amazon, SAP, dan JP Morgan.
"Semakin banyak diskusi yang kami lakukan dengan pelaku UMKM, kami melihat mereka sangat membutuhkan dukungan tim untuk mentoring dan pendampingan. Mentoring dan pendampingan yang dilakukan secara konsisten dapat memberikan panduan yang solid untuk kebutuhan usaha jangka panjang," tutur TJ Tham yang juga merupakan Founding Team dari Grab. Dengan kombinasi wawasan bisnis yang luas akan pasar regional dan pemahaman yang mendalam tentang pasar Indonesia, TJ Tham menjadi orang dibalik kuatnya tim lokal dalam membangun dan mengembangkan layanan GrabBike dan GrabWheels di Indonesia sejak pertama kali diluncurkan.
Menteri Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Sandiaga Salahuddin Uno menyambut baik kehadiran Tjufoo karena berkomitmen memberikan pendampingan dan transfer knowledge untuk UMKM Indonesia. "Saya mengapresiasi komitmen Tjufoo untuk bergabung dengan Program Sarinah Pandu untuk mendukung dan meningkatkan bisnis UMKM secara maksimal. Tjufoo memiliki peranan yang sangat unik. Saya yakin Tjufoo mampu berkolaborasi untuk mengapresiasi kreasi Indonesia."
Terkait hal tersebut, Tjufoo juga menandatangani Perjanjian Kemitraan Strategis Sarinah Pandu yaitu pengembangan UMKM dan pemberdayaan perempuan. Sarinah Pandu menjadi salah satu bentuk PT SARINAH dalam mengemban misinya, yakni menumbuhkembangkan UMKM melalui serangkaian pelatihan dengan silabus yang sistematis serta berkolaborasi dengan para stakeholder. Dalam kerja sama ini, Tjufoo juga memberikan dukungan berupa pendanaan bisnis, mentoring, dan ekosistem guna pengembangan digitalisasi UMKM rujukan Sarinah.
Direktur Utama Sarinah Fetty Kwartati turut menyampaikan apresiasinya terhadap kolaborasi Tjufoo dalam program Sarinah Pandu. "Sejak tahun lalu, Sarinah melakukan transformasi bisnis agar mampu menjadi panggung bagi komunitas dan para kreator seni, budaya, kerajinan, tata boga, dan ekonomi kreatif nusantara. Kerjasama bersama Tjufoo ini diharapkan mampu turut mentransformasi pengembangan pemasaran melalui pasar digital atau e-marketplace serta mengembangkan ekosistem online storenya sehingga dapat bermain di arena global," ujar Fetty.
Fetty mengatakan Sarinah juga sedang menjalankan tranSformasi bisnis sebagai lembaga agregator ekspor produk domestik untuk dipasarkan di luar negeri. Hal ini sejalan dengan visi dan misi Tjufoo yang mendukung agar UMKM nasional bisa bersaing di pasar global dengan pembekalan tata cara bisnis yang baik. "Tjufoo sangat terbuka untuk kolaborasi dengan berbagai pihak yang memiliki misi yang sama yaitu meningkatkan skala bisnis UMKM. Untuk itu, mari bersama-sama membangkitkan perekonomian pasca pandemi melalui digitalisasi UMKM," tutup TJ Tham.