Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
SHAREit Tetap Jadi Aplikasi Populer di Indonesia
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Platform penyedia konten digital SHAREit mempertahankan posisinya di TOP 10 aplikasi yang paling banyak diunduh di Indonesia selama tiga tahun berturut-turut, di tengah ketatnya persaingan pasar aplikasi mobile seiring periode pandemi pada tahun 2020.

Menurut Laporan State of Mobile 2021 yang dirilis oleh AppAnnie, SHAREit menempati peringkat ke-10 sebagai aplikasi yang paling banyak diunduh sepanjang tahun 2020 yang menunjukkan popularitas aplikasi tersebut di antara 6,32 miliar jumlah unduhan aplikasi di Indonesia.

"Kami memetik pelajaran bahwa pandemi dan pembatasan sosial telah mengubah cara kita dalam mengkonsumsi perangkat mobile. Pengguna kami di Indonesia yang aktif menggunakan fitur file transfer juga memiliki ketertarikan terhadap konten yang kini tersedia di platform SHAREit," kata Aat Pangestu Hadi, Country Sales Director SHAREit Indonesia.

Baca Juga:
Raih Posisi Pertama, SHAREit Tumbuh Signifikan Secara Global di Kuartal I-2020

Pandemi COVID-19 yang berlangsung sejak 2020 telah memengaruhi tren pengembangan aplikasi mobile di seluruh dunia. Laporan dari perusahaan analisis data App Annie bahkan menyebut pandemi telah mempercepat adopsi aplikasi mobile hingga 2-3 tahun lebih cepat di banyak negara berkembang. Secara global tercatat terdapat 218 miliar unduhan aplikasi pada tahun 2020 sendiri, naik sebesar 7% secara year on year.

Di tengah ketatnya persaingan pasar aplikasi selama pandemi itu, SHAREit tetap jadi pilihan konsumen Indonesia. SHAREit yang semula lebih dikenal sebagai aplikasi mentransfer file berukuran besar dengan cepat dan mudah, kini bertransformasi menjadi platform distribusi konten digital, guna memenuhi kebutuhan pasar yang masif dan melayani populasi yang haus data.

Lebih lanjut, menurut Aat tingginya kebutuhan akan konsumsi digital tersebut juga didorong oleh proses adaptasi kebiasaan baru di masyarakat yang timbul selama tahun 2020. Kebiasaan ini berhasil memunculkan audiens baru dari kalangan yang sebelumnya mungkin tidak atau belum pernah mengkonsumsi konten digital.

Laporan e-Conomy oleh Google, Temasek, dan Bain & Co baru-baru ini menunjukkan bahwa 1 dari 3 orang mencoba layanan digital baru karena terjadinya pandemi COVID-19, dan 94% dari mereka berniat untuk melanjutkan kebiasan baru tersebut. Hal ini juga tercermin dalam Laporan State of Mobile 2021 App Annie yang menyebutkan rata-rata orang Indonesia menghabiskan waktu 4,4 jam per hari di handphone mereka dan jumlah itu meningkat menjadi rata-rata 5,2 jam pada tahun 2020. Angka ini tercatat lebih tinggi dari rerata global yaitu 4,2 jam per user setiap harinya.

Dengan 1,8 miliar orang pengguna di seluruh dunia dan lebih dari 500 juta jumlah pengguna aktif bulanan (MAU) yang tersebar di 200 negara, SHAREit memiliki visi untuk menghadirkan kesetaraan akses terhadap konten digital di seluruh dunia.

Baca Juga:
Pandemi Picu Peningkatan Konsumsi Konten Digital Netizen

Sebagai salah satu negara dengan basis pengguna terbesar, SHAREit menghabiskan banyak waktu dan investasi untuk mempelajari kebutuhan konten dan konsumsi pengguna lokal agar dapat menyesuaikan dengan budaya dan juga kebiasaan pengguna pasar Indonesia.

Ke depan, SHAREit akan terus mempercepat perluasan pasar global, memperluas bisnis di kawasan Asia Tenggara, Timur Tengah, Afrika Selatan, Rusia dan pasar negara berkembang lainnya. Selain itu, SHAREit juga akan memperkuat tim global mereka untuk menghadirkan layanan terbaik bagi para pengguna dan menyuguhi mereka dengan teknologi inovatif.

"SHAREit melihat tahun 2020 sebagai tantangan dan juga peluang besar. Pendapatan SHAREit-pun meningkat lebih baik dengan tren peningkatan di Indonesia. Saya rasa kita tidak dapat mencapai ini tanpa perkembangan pesat pasar Indonesia dan juga sikap optimistis masyarakat Indonesia dalam menyikapi pandemi," tutur Aat.

SHARE:

Google Batal Bikin Pixel Tablet 2, Hindari Persaingan dengan Apple?

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun