Technologue.id, Jakarta - Huawei menjadi sorotan usai perusahaan telekomunikasi itu dilarang di beberapa negara Eropa. Sebelumnya, raksasa teknologi asal China itu telah lebih dahulu masuk dalam Daftar Entitas AS pada 2019.
Daftar Entitas membuat perusahaan asal AS tidak bisa berbisnis dengan Huawei. Huawei kini alami perlakuan yang sama oleh beberapa negara Eropa.
Baca Juga:
Sempat Molor, Peluncuran Satelit Satria-1 Akhirnya Terlaksana
China dengan tegas menentang larangan beberapa negara Eropa terhadap Huawei dan mengatakan Komisi Eropa tidak memiliki dasar hukum atau bukti faktual untuk melarang raksasa telekomunikasi asal China itu, kata juru bicara kementerian luar negeri China, dikutip Reuters.
Selain Huawei, ZTE juga jadi pusat perhatian oleh kepala industri Uni Eropa,Thierry Breton yang menilai perusahaan itu sebagai vendor berisiko tinggi. ZTE mengkritik langkah untuk melarang peralatannya di jaringan Komisi dan di negara-negara Uni Eropa (UE).
Breton pada Kamis mendesak lebih banyak negara UE untuk bergabung dengan negara Eropa lainnya yang membatasi atau melarang Huawei dan ZTE dari jaringan telekomunikasi 5G mereka, dengan alasan risiko terhadap keamanan kolektif blok tersebut.
Dia mengatakan kedua perusahaan juga akan dilarang dari proyek yang didanai UE.
Huawei mengkritik langkah tersebut dengan mengatakan ini tidak didasarkan pada penilaian jaringan 5G yang terverifikasi, transparan, objektif dan teknis.
Menurut juru bicara Huawei, menetapkan individu sebagai vendor berisiko tinggi tanpa dasar hukum bertentangan dengan prinsip perdagangan bebas.
"Sebagai operator ekonomi di UE, Huawei memegang hak prosedural dan substansial dan harus dilindungi berdasarkan undang-undang UE dan Negara Anggota serta komitmen internasional mereka," jelasnya.
ZTE mengatakan bahwa pihaknya harus diperlakukan seperti para pesaingnya. "Satu-satunya permintaan ZTE adalah diperlakukan secara adil dan objektif oleh regulator dan legislator, sama seperti vendor lainnya," kata perusahaan itu dalam email.
"Kami menyambut penilaian eksternal dan pengawasan produk kami oleh regulator dan badan pengawas teknis kapan saja," tambahnya.
Baca Juga:
Unik, Peneliti Temukan Gambar "Alien" di Gurun Nazca
Beberapa negara termasuk Jerman lambat menerapkan langkah-langkah keamanan UE untuk jaringan 5G yang disepakati tiga tahun lalu untuk mengekang penggunaan "vendor berisiko tinggi" seperti Huawei karena kekhawatiran tentang kemungkinan sabotase atau spionase.
Operator telekomunikasi di seluruh Eropa telah menggunakan peralatan Huawei karena harganya lebih murah daripada pesaing dan berfungsi dengan baik, sehingga mempersulit perusahaan untuk memilih opsi yang lebih mahal.