Technologue.id, Jakarta - Kacamata pintar dengan teknologi artificial intelligence (AI) atau juga disebut dengan "smart glasses" merupakan inovasi revolusioner di dunia teknologi. Penemuan ini membuka potensi baru dalam interaksi manusia dengan teknologi. Kacamata inovatif ini menawarkan banyak fitur dan kemampuan yang meningkatkan pengalaman kita sehari-hari.
Smart glasses merupakan perangkat wearable yang menggabungkan tampilan komputer mini ke dalam sepasang kacamata. Tidak seperti kacamata tradisional, kacamata ini menawarkan kemampuan augmented reality (AR) atau mixed reality (MR), yang mengubah persepsi pengguna terhadap dunia di sekitar kita. Kacamata pintar ini memberi pengguna insight yang berharga, experience yang mendalam, dan interaksi tanpa menggunakan tangan dengan konten digital.
Kini, dengan kemajuan dalam teknologi sensor, pemrosesan data, dan AI, kacamata pintar semakin berkembang. Raksasa teknologi terkemuka seperti Google, Microsoft, dan Apple memainkan peran besar dalam membawa kacamata pintar ke tingkat berikutnya. Peluncuran produk-produk seperti Google Glass dan Microsoft HoloLens telah menandai puncak dari evolusi ini.
Sejarah Smart Glasses
Teknologi AR sudah ada sejak tahun 60-an. Sejarah AR ditemukan pada tahun 1968, dengan pengembangan sistem tampilan pertama yang dipasang di kepala oleh Ivan Sutherland. Namun, istilah 'augmented reality' baru muncul di tahun 1990, dicetuskan oleh peneliti Boeing Tim Caudell.
Teknologi ini telah berkembang pesat dengan daftar kasus penggunaan AR yang terus bertambah. Dari simulasi NASA hingga pengalaman pemasaran yang imersif, augmented reality membuat tugas lebih mudah, dan pastinya lebih menyenangkan. Selama 50 tahun terakhir, teknologi imersif ini telah mengubah cara kita mengonsumsi konten di dunia nyata.
Seiring berjalannya abad ke-20, garis antara fiksi dan realitas mulai kabur. Para visioner di industri teknologi mengambil inspirasi dari budaya pop dan mulai menciptakan versi nyata pertama dari kacamata pintar.
Sword of Damocles (1968): Sering dianggap sebagai salah satu sistem Realitas Virtual (VR) paling awal, "Sword of Damocles" adalah layar yang dipasang di kepala yang dibuat oleh Ivan Sutherland dan muridnya Bob Sproull. Meskipun bukan sepasang kacamata, namun pengguna dapat melihat grafik yang dihasilkan komputer yang meningkatkan persepsi sensorik mereka tentang dunia.
Private Eye (1989): "Private Eye" dari Reflection Technology menampilkan teks dan grafis monokrom pada layar kecil. Meskipun tidak menawarkan kemampuan AR, itu merupakan langkah signifikan menuju layar yang dapat dikenakan.
KARMA (1990-an): Dikembangkan di Universitas Columbia, Knowledge-based Augmented Reality for Maintenance Assistance (KARMA) adalah salah satu upaya awal AR. Kacamata ini dirancang untuk memandu pengguna dalam tugas perawatan dengan melapisi grafik digital sederhana ke lingkungan dunia nyata.
Berbagai Kacamata AR (Awal 2000-an): Dengan munculnya grafik komputer yang lebih baik dan miniaturisasi elektronik, beberapa perusahaan dan lembaga akademis mulai membuat prototipe kacamata AR. Kacamata ini sering kali berukuran besar, dengan fungsi terbatas, tetapi membuka jalan bagi desain yang lebih canggih di masa mendatang.
Tahap awal evolusi kacamata pintar ditandai antara imajinasi fiksi dan realitas teknologi yang sedang berkembang. Sementara budaya pop menawarkan sekilas masa depan yang dipenuhi dengan kacamata canggih dan dunia augmented, para pelopor dunia nyata tanpa lelah bekerja di balik layar, meletakkan fondasi untuk apa yang akan datang. Prototipe mereka, meskipun masih sederhana menurut standar saat ini, menandai dimulainya revolusi teknologi yang akan terus berkembang dan membentuk kembali pengalaman kita dalam beberapa dekade berikutnya.
Bagaimana Kacamata Smart Glass Bekerja?
Kacamata pintar bekerja dengan menggunakan beberapa komponen utama, termasuk:
Layar: Layar transparan yang dapat menampilkan informasi digital di bidang pandang pengguna.
Kamera: Kamera yang terpasang pada kacamata untuk merekam gambar dan video dari lingkungan sekitar.
Prosesor: Prosesor yang kuat untuk mengolah data dan grafik yang diperlukan untuk pengalaman AR.
Sistem Pelacakan: Teknologi pelacakan kepala yang memungkinkan kacamata untuk mengikuti gerakan kepala pengguna dan menyesuaikan tampilan sesuai dengan arah pandang.
Sensor: Sensor seperti akselerometer, giroskop, dan sensor cahaya yang membantu kacamata memahami posisi dan kondisi lingkungan sekitar.
Speaker dan Mikrofon: Beberapa smart glasses dilengkapi dengan mikrofon untuk memungkinkan kontrol suara, sementara yang lain menggunakan sensor untuk mendeteksi gerakan tangan atau kepala sebagai input kontrol.
Fitur Utama Kacamata Pintar
Ada banyak fitur menarik yang ditawarkan oleh kacamata pintar AI. Maka tak heran bila banyak orang yang rela membelinya walau dengan harga yang tak murah.
Lantas, apa saja fitur yang ditawarkan oleh smart glasses AI? Berikut ini penjelasannya, melansir Inverse.
- Sebagai Smart Assistant
Semua kacamata AI umumnya memiliki akses ke smart assistant, baik itu mengaktifkan Siri di iPhone dari jarak jauh dengan Razer Anzu, atau langsung memanggil Alexa ke perangkat Android melalui Echo Frames.
Bantuan handsfree ini bisa berguna untuk membuat antrean lagu berikutnya, melakukan panggilan, atau berinteraksi dengan perangkat lain di sekitar. Karena sangat mudah, jelas menjadi fitur utama favorit para penggunanya.
- Sebagai Wireless Earphone
Dengan pengaturan speaker yang tepat, kacamata pintar dapat berperan sebagai earphone tanpa kabel/wireless.
Fitur umum di antara semua kacamata pintar adalah kemampuan untuk (sebagian besar) mendengarkan audio secara pribadi tanpa memasang earbud nirkabel. Setiap kacamata pintar memiliki fitur ini walaupun caranya agak berbeda-beda, tetapi ide dasarnya adalah membantu untuk mendengarkan melalui speaker di pelipis ke telinga.
Meski tak tertutup, namun jangkauannya sangat dekat sehingga audionya tidak terdengar atau mengganggu orang-orang di sekitar.
- Kamera dengan Kualitas Tinggi
Salah satu fungsi kacamata AI yang amat digandrungi adalah kamera. Pasalnya, pengguna tidak perlu membawa-bawa kamera untuk merekam atau menangkap gambar.
Mereka hanya perlu memakai kacamata tersebut dan otomatis gambar dan video bisa terekam, sama dengan seperti apa yang mereka lihat.
Tidak hanya menawarkan kemudahan tersebut, kacamata AI juga menyediakan kamera dengan tingkat resolusi tinggi. Hasilnya, gambar/video yang diambil bisa memiliki kejernihan sama seperti diambil oleh kamera smartphone atau kamera digital.
- Pemantauan Kesehatan
Beberapa kacamata AI juga mencakup sensor-sensor kesehatan yang memantau parameter seperti detak jantung, tingkat oksigen dalam darah, dan aktivitas fisik. Informasi ini dapat memberikan wawasan yang berharga tentang kesehatan pengguna.
- Tampilan Augmented Reality (AR)
Salah satu fitur utama kacamata AI adalah kemampuan untuk menyajikan tampilan augmented reality (AR). Ini memungkinkan pengguna melihat informasi tambahan yang diperkaya secara digital melalui lensa kacamata.
Contohnya termasuk menampilkan peta navigasi saat berjalan di kota atau menampilkan informasi produk saat berbelanja.