Technologue.id, Jakarta – Sehabis dikritik karena game-nya "meracuni" para pelajar, Tencent siap mengambil langkah ekstrem. Perusahaan digital asal China itu dalam waktu dekat akan memberlakukan aturan yang ketat bagi penggunanya. Mengutip TheVerge.com (05/11/2018), Tencent akan mengharuskan para gamer di Tiongkok untuk mendaftarkan kartu identitas resmi mereka agar bisa memainkan game-game milik Tencent. Tujuan perusahaan adalah untuk mengetahui umur para gamer, sehingga dapat menentukan berapa lama mereka bisa bermain.
Baca juga:
AoV Akan Gunakan Facial ID untuk Batasi Pemain Anak-anak
Untuk pengguna berumur 12 tahun ke bawah, mereka hanya akan diperbolehkan untuk bermain satu jam saja antara pukul 08.00 sampai 21.00. Sementara gamer usia 13-18 tahun, mendapatkan jatah dua jam di rentang waktu yang sama. Aturan ini telah berlaku untuk salah satu game populer Tencent, Honor of Kings alias Arena of Valor (AoV). Selanjutnya, bakal ada 10 game yang siap mengimplementasikan sistem verifikasi baru di akhir tahun ini, termasuk PlayerUnknown’s Battlegrounds dan League of Legends. Targetnya di tahun 2019 nanti, seluruh game-game itu akan secara sepenuhnya menggunakan sistem ini.Baca juga:
Booming eSports di Indonesia Seiring Tren Gaming Streaming
Sebelumnya, Tencent telah menguji penggunaan teknologi pengenalan wajah (facial recognition) untuk mendeteksi usia pengguna pada AoV. Tujuannya sama, untuk membatasi durasi bermain gamer anak-anak agar tak berlebihan.Baca juga:
Pencipta Internet Desak Google dan Facebook Hargai Privasi Netizen
Kendati dianggap dapat menyelesaikan polemik kecanduan bermain game dan gadget, tetapi di sisi lain hal ini memunculkan masalah tersendiri, yaitu dari segi privasi. Masyarakat sipil pun mau tidak mau harus menyerahkan dan mempercayakan data sensitif dalam kartu identitasnya kepada perusahaan swasta, dalam kasus ini adalah Tencent. Namun, pemerintah China justru mendukung langkah ini.