Technologue.id, Jakarta - Alibaba DAMO Academy baru saja meluncurkan SeaLLMs atau Large Language Model (LLM) yang dirancang khusus untuk mendukung keragaman bahasa di Asia Tenggara.
Model ini merupakan loncatan teknologi dalam hal inklusivitas dan menawarkan dukungan optimal untuk bahasa-bahasa lokal di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Vietnam, Thailand, Malaysia, Khmer, Laos, Tagalog, dan Burma.
Baca Juga:
Brio Dongkrak Penjualan Mobil Honda Sepanjang November 2023
"Kami memperkenalkan SeaLLMs atau serangkaian model AI yang memahami bahasa lokal dalam upaya berkelanjutan untuk menjembatani kesenjangan teknologi," kata Lidong Bing, Director of the Language Technology Lab at Alibaba DAMO Academy.
Model percakapan SeaLLM-chat menunjukkan adaptabilitas yang sangat baik terhadap keberagaman budaya yang unik dari setiap negara, selaras dengan adat istiadat, gaya, dan kerangka hukum lokal, serta menjadi asisten chatbot yang penting bagi bisnis yang berinteraksi dengan pasar Asia Tenggara.
SeaLLMs kini tersedia secara open-source di Hugging Face, dengan checkpoint yang telah dirilis dan berlisensi untuk tujuan komersial .
"Inovasi ini akan mempercepat demokratisasi AI, memberdayakan komunitas yang secara historis kurang terwakili dalam ranah digital," tambah Lidong.
Hal serupa juga disampaikan oleh Luu Anh Tuan, Assistant Professor dari the School of Computer Science and Engineering (SCSE), Nanyang Technological University, sebagai mitra jangka panjang Alibaba dalam studi AI multi-bahasa,
"Inisiatif ini berpotensi membuka peluang baru bagi jutaan orang yang berbicara dalam bahasa selain Inggris dan Cina. Upaya Alibaba dalam memajukan teknologi inklusif dengan meluncurkan SeaLLM, merupakan langkah monumental," kata Luu Anh.
Model dasar SeaLLM sendiri telah melewati pelatihan sebelumnya pada dataset berkualitas tinggi dan beragam yang mencakup bahasa-bahasa dari Asia Tenggara, memastikan pemahaman pada konteks lokal dan komunikasi setempat.
Kerja yang mendasar ini membentuk persiapan awal untuk model percakapan dari teknik fine-tuning dan dataset multibahasa yang dibangun khusus.
Sebagai hasilnya, asisten chatbot model dasar ini tidak hanya memahami tetapi juga menghormati dan mencerminkan dengan akurat konteks budaya bahasa-bahasa di Asia Tenggara, seperti norma sosial dan adat istiadat, preferensi gaya, dan pertimbangan hukum.
Keunggulan teknis yang mencolok dari SeaLLMs adalah efisiensinya, terutama dengan bahasanya yang non-Latin. Mereka dapat menginterpretasikan dan memproses hingga 9 kali lipat teks yang lebih panjang dibandingkan model lain seperti ChatGPT.
Hal tersebut menghasilkan kemampuan eksekusi tugas yang lebih kompleks, biaya operasional dan komputasi yang lebih rendah, dan jejak lingkungan yang lebih kecil.
Baca Juga:
Blue Origin Bakal Siarkan Langsung Peluncuran Roket New Shepard
Selain itu, dengan 13 miliar parameter, melampaui model open-source yang sebanding dalam berbagai tugas linguistik, terkait pengetahuan, dan keamanan sehingga menetapkan standar baru untuk kinerja.
Ketika dievaluasi melalui benchmark M3-Exam (benchmark yang terdiri dari kertas ujian dari sekolah dasar hingga ujian masuk universitas), SeaLLM menunjukkan pemahaman mendalam terhadap sejumlah mata pelajaran, mulai dari sains, kimia, fisika, hingga ekonomi, dalam bahasa-bahasa di Asia Tenggara.