Rencana pemerintah memenuhi kebutuhan talenta digital perlu diintregasikan dengan strategi universitas dan pelaku industri secara kreatif dan kolaboratif. Kerja sama tersebut meliputi penyesuaian kurikulum pembelajaran, penyusunan standar kompetensi dan sertifikasi, serta pelaksanaan Training of Trainer, Teaching Factory, dan magang.
"SDM Investree didominasi oleh talenta digital sebanyak 80%, dan kebutuhannya setiap tahun cukup agresif dibandingkan dengan fungsi non-digital. Program pengembangan talenta digital yang diadakan perusahaan pun terbatas karena memakan biaya dan sumber daya yang cukup besar," timpal Pada kesempatan yang sama Ariyo Putro, Chief Human Capital Officer Investree.
Oleh karena itu, lanjut dia, kerja sama dengan perguruan tinggi dan pemerintah dalam menghasilkan talenta siap pakai akan sangat membantu para pelaku industri.
Baca juga:
Buka Program DLA 2022, Menkominfo Ajak Dongkrak Daya Saing Ekonomi Digital
Menjawab peluang dan tantangan tersebut, Sampoerna University berupaya menghasilkan lulusan yang tidak hanya berkompetensi, tapi juga siap berkompetisi di dalam negeri maupun di ranah global, melalui pengalaman belajar yang ditawarkannya.
Melalui kolaborasi dengan University of Arizona, Sampoerna University menghadirkan berbagai program studi di Fakultas Bisnis yang telah dikurasi dengan melihat kebutuhan industri saat ini dan memiliki standar internasional. Seperti Entrepreneurship, Banking & Finance, Digital Marketing, juga jurusan lain seperti Accounting.