Technologue.id, Jakarta – Artificial Intelligence (AI) dipercaya sebagai salah satu teknologi tercanggih di era ini. Kecerdasan buatan ini memungkinkan perangkat-perangkat pengusungnya untuk mendemontrasikan "kemampuan berpikir" layaknya manusia.
Namun ternyata, AI tak cuma tanggap untuk urusan komputasi atau matematis, tetapi juga berkomunikasi layaknya manusia. Saking cerdasnya, chatbot AI Microsoft yang hadir di Twitter, Tay, tahun lalu sampai bisa menjadi seorang (atau mungkin lebih cocok dengan sebutan sebuah) rasis dan menyebarkan kebencian.
Baca juga:
Segini Harga Kamera Mini Google Berteknologi AI, Minat Beli?
Sepertinya, Google belajar dari kontroversi itu. Buktinya, asisten virtual besutan mereka, Google Assistant, masih memiliki keterbatasan untuk menjawab pertanyaan berbau agama, seperti "Siapa itu Tuhan?", "Siapa itu Yesus?", dan "Siapa itu Muhammad?".
Saat redaksi coba sendiri (30/01/2018), Google Assistant memang hanya merespons pertanyaan di atas dengan jawaban template, yang secara sederhana artinya adalah, "Agama bisa jadi sangat rumit dan sekarang saya sedang mempelajarinya."
Akan tetapi, beda cerita jika Anda cuma meminta definisi Islam, Kristen, atau agama lainnya. Asisten virtual tersebut bisa merespons perintah suara Anda dengan baik dengan menjabarkan definisi agama tersebut.
Baca juga:
Waduh, Ada Crypto-Miner di Iklan YouTube!
Menurut penjelasan Google, yang redaksi kutip dari AndroidCommunity.com (29/01/2018), keterbatasan Google Assistant ini memang disengaja. Tepatnya, yaitu untuk menghormati pemeluk agama yang ada. Sebab, bisa jadi jawaban dari AI tersebut tidak akurat atau bahkan menyinggung, sehingga Google memutuskan untuk menarik jawaban dari pertanyaan yang menyinggung soal ketuhanan. Terlebih, vandalisme daring bukanlah hal yang langka saat ini.
Baca juga:
Benarkah Go-Jek Dapat Suntikan Dana dari Google?
Mungkin Google berpikir, daripada platformnya dipersekusi atau bahkan diboikot, lebih baik bungkam soal ini.