Technologue.id, Jakarta - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah hingga menyentuh Rp116.373/Dolar yang dianggap sebagai pelemahan kurs terdalam pada beberapa tahun ini. Muncul kekhawatiran kondisi ekonomi saat ini bakal berimbas negatif ke iklim investasi startup teknologi, di mana investor akan menahan diri untuk menggelontorkan dananya sampai situasi kondusif.
Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia (UI), Teuku Riefky, menjelaskan bahwa melemahnya Rupiah terhadap investasi startup bukan menjadi kekhawatiran utama. Mengingat investasi di startup merupakan sifat yang jangka panjang, sementara pelemahan rupiah cenderung jangka pendek.
"Concern utama saat ini adalah tingkat suku bunga yang sedang tinggi. Nah ini yang mempengaruhi cost of fund sehingga kemudian mempengaruhi bagaimana investasi tersebut bisa mengalir, salah satunya ke startup," ujar Riefky, saat dihubungi redaksi Technologue.id, Kamis (27/6/2024).
Baca Juga:
Analis: Rupiah Melemah, Siap-Siap Harga Smartphone Bakal Naik
Riefky membandingkan tingkat suku bunga saat momentum bakar uang yang dilakukan startup besar beberapa tahun silam terhadap kondisi yang terjadi saat ini. Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25% pada April 2024.
"Waku investement di startup yang lagi burning money besar-besaran itu tingkat suku bunga hampir mendekati nol. Sekarang kondisinya jauh berbeda, cost of fund sangat mahal, sehingga ini yang membuat kemudian investasi terhadap startup relatif menurun drastis," jelasnya.
Sebagai informasi, total pendanaan untuk startup teknologi di Indonesia menurun drastis sebesar 64% menjadi US$191 juta pada paruh pertama tahun 2024, dibandingkan dengan US$526 juta pada paruh pertama tahun 2023. Hal itu terungkap dalam laporan “Geo Semi-Annual Report: Indonesia Tech H1 2024” yang dirilis platform intelijen pasar Tracxn. Laporan itu menyebutkan bahwa dalam lanskap dinamis ekosistem startup teknologi Indonesia, paruh pertama telah ditandai dengan pergeseran signifikan dalam pendanaan dan aktivitas pasar.
Baca Juga:
Smartfren Kantongi Rp11,6 Triliun Sepanjang 2023
Indonesia, yang menempati peringkat ke-29 secara global dalam hal pendanaan pada paruh pertama tahun 2024, telah menunjukkan ketahanan di tengah tantangan ekonomi global. Total pendanaan yang dikumpulkan oleh ekosistem startup teknologi Indonesia merosot 79% dibandingkan dengan US$918,3 juta yang dikumpulkan pada paruh kedua tahun 2023, hal ini menunjukkan perubahan iklim investasi.
“Meskipun terdapat tantangan, ekosistem startup teknologi di Indonesia tetap dinamis dan adaptif, didukung oleh investasi strategis dan diversifikasi sektoral,” kata Tracxn, seperti dilansir TN Global, Rabu (26/6/2024).