Technologue.id, Jakarta - Vaksin COVID telah menyelamatkan jutaan nyawa dengan mengurangi keparahan penyakit secara keseluruhan. Tapi hampir satu dari sepuluh dari mereka yang pulih berakhir dengan gejala yang berkelanjutan setelah penyakit awal berlalu.
Pasien-pasien ini menunjukkan lebih dari 200 gejala yang mengejutkan. Termasuk pusing, diare, sesak napas, kelelahan, dan kabut otak yang melemahkan, yang dapat bertahan selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
"Yang membuat frustrasi, bahkan pasien COVID yang sudah lama menjelaskan masalah terkait pernapasan menunjukkan hasil normal pada tes pernapasan klinis standar," kata ahli pernapasan Michael Nicholson dari St. Joseph's Health Care London dilansir Science Alert, Sabtu (2/7/2022).
Baca juga:
Ada Bocah 1,5 Tahun Meninggal karena COVID-19, Nasib PTM?
Sekarang, teknik pencitraan baru kini telah dengan jelas mengungkapkan sumber masalah pernapasan. "Temuan ini memungkinkan kami untuk menunjukkan bahwa ada dampak fisiologis pada paru-paru (pasien) yang berkorelasi dengan gejala mereka," tutur Nicholson.
Pemindaian menunjukkan kerusakan luas yang disebabkan oleh COVID-19 pada organ pernapasan kita yang rapuh. Baik itu virus itu sendiri atau respons tubuh terhadapnya, beberapa mekanisme telah secara efektif memangkas fungsi pembuluh paru-paru pasien, memotong banyak pembuluh darah terkecil di mana pertukaran gas yang sangat penting terjadi.
Para peneliti, yang dipimpin oleh fisikawan Universitas Barat Alexander Matheson, menginstruksikan 40 sukarelawan -34 dengan sindrom COVID-19 pasca-akut, dan 6 tanpa akut- untuk menghirup isotop gas xenon terpolarisasi. Gas beresonansi pada frekuensi tanda tangan di bawah MRI, memungkinkan para peneliti mengamati aktivitas saluran udara kecil dan pembuluh darah secara real time.