Technologue.id, Jakarta - Seorang eksekutif Riot Games telah dipecat, dan saat ini sedang dalam penyelidikan internal setelah ia membagikan kiriman yang berisi komentar negatif tentang pembunuhan George Floyd di Facebook pribadinya.
Ron Johnson adalah kepala produk konsumen global di Riot Games, ia membagikan foto dan menulis "Media dan sayap kiri telah menjadikan George Floyd sebagai martir, tetapi siapa dia sebenarnya?."
Dalam sebuah kiriman disertai gambar, Johnson menyalahkan kematian Floyd sebagai "akibat gaya hidup kriminal."
"Ini bukan alasan untuk memaafkan pembunuhannya oleh petugas sama sekali, yang masih perlu diselidiki sebagai tindak kejahatan. Ini adalah kesempatan belajar bagi orang-orang (dan anak-anak Anda) untuk mengajarkan bahwa gaya hidup kriminal jenis ini tidak pernah menghasilkan hal-hal baik yang terjadi pada Anda atau orang-orang di sekitar Anda." Tulis Johnson di Facebook.
Dalam sebuah pernyataan, perwakilan Riot Games mengonfirmasi dan mengetahui kiriman tersebut. "Kami telah mengetahui kiriman di media sosial dan telah mengadakan penyelidikan. Kami mengatakan dengan tegas bahwa sentimen dalam gambar itu menjijikkan, bertentangan dengan nilai-nilai kami, dan secara langsung bertentangan dengan keyakinan kami bahwa menangani masalah rasisme membutuhkan perubahan sosial segera, yang kami buat dalam komitmen pada hari Jumat. Meskipun kami tidak membahas detail penyelidikan kami atau hasilnya, kami mengikuti proses disipliner kami dengan cermat dan telah menempatkannya cuti sambil menunggu kesimpulannya." Kata Riot Games.
Johnson bergabung dengan Riot Games pada Januari tahun ini, ia sebelumnya pernah memegang posisi di Disney dan Nickelodeon.
Kiriman Johnson muncul setelah tahun yang penuh gejolak bagi Riot Games, di mana karyawan menuduh manajemen diskriminasi gender dan budaya seksisme.
Pada Mei 2019, lebih dari 100 karyawannya melakukan aksi mogok kerja untuk memprotes kebijakan arbitrase paksa perusahaan. Pada Desember 2019, Riot Games sepakat untuk membayar denda $10 juta (Rp142 miliar) untuk menyelesaikan kasus diskriminasi gender.
Sejak itu, Riot Games telah menggencarkan kampanye "keragaman, inklusi, & budaya."