Technologue.id, Jakarta – Peretas alias hacker kerap mengincar brand-brand tersohor dalam melancarkan aksinya. Salah satu alasannya, karena brand ternama pasti memiliki basis pelanggan yang besar atau mungkin kantong tebal sehingga lebih "kooperatif" ketika dimintai tebusan. Hal ini dimanfaatkan pelaku untuk membobol data personal pelanggan agar bisa meraup keuntungan. Tragedi ini yang tengah menimpa produsen perlengkapan olahraga, Adidas. Brand asal Jerman ini telah mengonfirmasi bahwa situs web resmi yang berbasis di Amerika Serikat telah diretas oknum profesional sehingga mengakibatkan data jutaan pelanggan berhasil dicuri. Peretas mencuri jutaan catatan pelanggan, seperti nama pengguna, kata sandi terenkripsi, dan nomor kontak pelanggan. Namun untungnya, rincian kartu kredit tidak turut dibobol dalam peretasan ini.
Baca juga:
Akun Telegram Tim IT KPU Jadi Incaran Hacker, Ada Apa?
Berdasarkan penyataan resmi, Adidas menemukan bahwa pihak yang tidak berwenang telah memperoleh akses ke servernya dan data yang dicuri akhir bulan lalu. Perusahaan mengaku telah memberi tahu pelanggan terkait kejadian ini dan masih melakukan penyelidikan mendalam. Adidas menyebut tidak ada data kesehatan dan rincian kartu kredit yang bocor. Karena detail kontak bocor, pelanggan yang membeli produk dari situs web AS mungkin akan dihubungi oleh perusahaan sehingga mereka dapat diberi tahu tentang peretasan ini.Baca juga:
Kiat Hindari Ancaman Serangan Siber Selama Piala Dunia 2018
“Adidas berkomitmen untuk privasi dan keamanan data pribadi konsumen. Adidas segera mengambil langkah untuk menentukan ruang lingkup masalah dan memperingatkan konsumen yang relevan. Adidas bekerja sama dengan perusahaan keamanan data terkemuka dan otoritas penegak hukum untuk menyelidiki masalah ini,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan yang dilansir dari Bloomberg.com (29/06/2018).Baca juga:
Lebih lanjut, Adidas menyarankan pelanggan agar segera mengubah password pada akun Adidas jika telah melakukan pembelian melalui kata sandi tersebut di situs adidas.com/US. Hal ini juga berlaku bila pelanggan menggunakan kata sandi yang sama di tempat lain.