Technologue.id, Jakarta - Pandemi Covid-19 memberikan banyak perubahan di berbagai aspek bisnis, termasuk gaya pemasaran di setiap industri. Namun, pandemi justru memberi peluang bagi perusahaan yang bergerak di dunia digital untuk tetap tumbuh, asalkan bisa menerapkan strategi digital marketing atau pemasaran digital dengan baik.
VP of Marketing Qoala, Cliff Sutantijo mengungkapkan, aktivitas pemasaran Qoala saat ini lebih banyak terjadi di dunia digital. Qoala, yang merupakan platform digital yang bergerak di industri teknologi asuransi (insurance technology/ insurtech), mengalami peningkatan aktivitas di setiap kanal bisnisnya, mulai dari brand awareness hingga conversion. Kata dia, strategi Qoala yakni berfokus pada pengolahan data dengan baik untuk keperluan optimasi kinerja dari pemasaran digital.
"Kami melihat banyaknya traffic yang masuk ke dalam Qoala.app. Hal ini juga diperkuat dengan munculnya berbagai produk asuransi modern yang turut membantu meningkatkan awareness asuransi digital di pasar milenial. Tantangan utama yang muncul adalah bagaimana kami menganalisis setiap kampanye digital yang dijalankan untuk membaca perilaku konsumen, serta mengoptimalkan kampanye digital sesuai dengan target pasar kami," ujar Cliff.
Cliff mengungkapkan, penetrasi yang agresif melalui pemasaran digital penting untuk dilakukan. Sejauh ini, sambung dia, media sosial masih menjadi tempat terbaik untuk memasarkan produk, tanpa mengesampingkan peran vital kanal mesin pencarian Google. Hal ini menjadi pertimbangan untuk membuat kampanye digital kreatif dan pesan yang tepat untuk setiap target pasar Qoala.
"Di tahun 2021, Qoala akan melakukan penetrasi yang lebih agresif melalui pemasaran digital. Dengan berkembangnya media sosial lain, seperti TikTok, kami mencoba masuk dengan konten video yang menarik untuk generasi milenial hingga generasi Z. Langkah ini merupakan salah satu cara kami untuk memberikan edukasi tentang pentingnya asuransi sejak dini," ungkap pria lulusan Melbourne Business School, Australia ini.
Cliff menambahkan, selama pandemi ini masyarakat semakin sadar akan pentingnya kebutuhan asuransi dalam hidup. Terbukti, asuransi kesehatan masih menjadi produk yang paling banyak dicari. Pencarian asuransi jiwa juga mengalami lonjakan yang signifikan jika dibandingkan dari tahun 2019. Namun, kini asuransi yang dicari tak sebatas untuk melindungi diri sendiri dan orang lain, tetapi juga barang atau aset yang disayang. Hal ini tampak dari peningkatan pembelian produk-produk modern lainnya di kalangan milenial, salah satunya smartphone protection.
"Konsumen Qoala sangat beragam untuk saat ini, tapi memang target utama kami berfokus pada usia 18 hingga 40 tahun yang sudah hidup berdampingan dengan dunia digital. Kami percaya bahwa asuransi juga dapat hadir bukan sebagai hal yang 'serius', namun menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia. Dari riset kami, terbukti asuransi sudah mulai diterima oleh konsumen milenial, bahkan generasi Z," tutup Cliff.