Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Q2 2019, Ada Penghuni Baru di Posisi Top 5 Brand Smartphone di Indonesia
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Perusahaan analisis Counterpoint baru saja merilis hasil risetnya mengenai perusahaan smartphone yang berhasil menduduki peringkat 5 besar di Indonesia pada Q2 atau Kuartal Kedua di tahun 2019. Menurut hasil riset dari layanan Counterpoint Market Monitor, 5 perusahaan smartphone dengan market share tertinggi di Indonesia pada Q1 tahun 2019 meliputi Samsung, Xiaomi, Oppo, Vivo, dan Realme. Pada tabel yang disajikan oleh Counterpoint, terlihat bahwa Samsung mengalami penurunan market share sebanyak 1% dari 28% pada Q1 2018 menjadi 27% pada Q1 2019. Meskipun menurun, namun Samsung masih merajai pasar dengan berada di posisi pertama. Dengan kata lain Samsung masih memimpin pasar smartphone di Indonesia dan berhasil mempertahankan market share di tengah persaingan yang ketat dengan berbagai merek asal Tiongkok yang kini turut ekspansi ke Indonesia.

Baca Juga: Analis Prediksi Penjualan Samsung Galaxy Note 10

Sementara Xiaomi mengalami peningkatan yang sayangnya hanya sedikit 2% dari 19% pada Q2 2018 menjadi 21% pada Q2 2019. Hal ini membuat Xiaomi masih mempertahankan posisi kedua untuk saat ini. Kini Xiaomi telah mencapai level tinggi di Indonesia berkat kuatnya penjualan Xiaomi Redmi Note 7. Selain itu, Xiaomi juga telah melakukan strategi ritel yang sangat berhasil di Indonesia dengan menggandeng Erajaya sebagai mitranya sehingga mampu membuka Mi Store di 40 lokasi pada akhir Q1 2019. Bahkan Xiaomi juga bermitra dengan beragam toko online besar di Indonesia, mulai dari Lazada, Blibli, Shopee, JD.id, dan Akulaku untuk menarik minat lebih banyak orang Indonesia agar membeli produk miliknya. Selanjutnya, Oppo tidak mengalami perubahan market share sama sekali dengan periode yang sama tahun lalu. Vendor ponsel yang baru merilis seri Reno dan K itu mengantongi pangsa pasar 17% di kuartal kedua di tahun ini. Mengekor Oppo, Vivo berhasil menduduki peringkat keempat dengan market share mencapai 9% pada Q1 2019. Vivo mengalami kenaikan sebanyak 3% dibandingkan periode Q2 2018 yang hanya 6% saja. Menariknya, Realme berada di peringkat kelima dengan market share yang mencapai 8% pada Q2 2019 setelah belum memperoleh angka sama sekali pada Q1 2018. Persentase terbaru ini menarik mengingat Realme belum setahun hadir di pasar smartphone tanah air namun berhasil menggusur Asus dari posisi 5 besar di kuartal sebelumnya. Josef Wang, Marketing Director Realme SEA mengatakan, “Ini adalah hasil yang sangat menggembirakan bagi kami, karena kerja keras kami dalam waktu kurang dari setahun di Indonesia membuahkan hasil yang manis. Tidak mudah bagi kami untuk mencapai Top 5 brand smartphone di Indonesia, perlu penelitian yang sangat intensif untuk mengetahui kebutuhan anak muda Indonesia dari sebuah smartphone dan semangat “Dare to Leap” kami dalam menghadirkan smartphone yang penuh inovasi, memiliki teknologi terbaru, desain elegan dan harga terjangkau pada saat bersamaan.”

Baca Juga: ASUS ROG Strix G G531GD, Laptop Gaming Auto Ghoib?

Mengomentari hasil laporan Counterpoint, Parv Sharma, Counterpoint Research Analyst mengatakan, merek smartphone Tiongkok adalah alasan bertumbuhnya pasar smartphone di Indonesia. Empat dari lima merek smartphone teratas berasal dari Tiongkok. Pangsa pasar gabungan mereka lebih dari 55%. Realme, merek smartphone yang diluncurkan di Indonesia pada Q4 2018, menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan dengan strategi harga yang agresif. “Dalam tiga kuartal, Realme telah meraih pangsa pasar 8%, sehingga mendapatkan urutan ke lima brand smartphone berdasarkan volume. Portofolio Realme yang lebih ramping dengan fokus penjualan online yang agresif dan proposisi value for money telah membantunya mendapatkan pangsa pasar dalam waktu singkat. Namun, Realme juga memperluas pangsanya di segmen offline untuk tumbuh lebih lanjut,” ujar Parv Sharma.

SHARE:

Google Batal Bikin Pixel Tablet 2, Hindari Persaingan dengan Apple?

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun