Technologue.id, Jakarta - Upaya PANDI (Pengelola Nama Domain Internet Indonesia) untuk melakukan digitalisasi aksara nusantara ke dalam format internationalize domain name (IDN) terus mendapat dukungan berbagai pihak, termasuk dari warganet.
Sebanyak lebih dari 3000 cuitan meramaikan tagar #SAVEAKSARA sehingga membuat topik ini sempat bertengger di peringkat teratas trending topic di Twitter.
Baca Juga:
Akun IG Microsoft Diserang Netizen +62, Sampai Tutup Komen
Netizen menyatakan dukungan terhadap digitalisasi aksara nusantara tersebut. Mereka berharap warisan nenek moyang ini tidak punah dimakan perkembangan zaman.
"Berita yg Luar bisa banget karena apa?? Ya karena bakal ada Digitalisasi Aksara Nusantara kita. Bakal booming sih ini keren-keren banget soalnya #SAVEAKSARA," cuit @nadiraintan6
"aksara nusantara jangan sampai punah, tunjukkan rasa cintamu untuk warisan nenek moyang ini, ayo kawal digitalisasi aksara #SAVEAKSARA," tutur @phanieyeoppo
"Kami terus dukung agar digitasisasi aksara nusantara bisa makin berkembang dan tidak tersendat oleh apapun #SAVEAKSARA," kata @alboy_ar
"Mari kita lindungi Aksara Nusantara agar tidak tenggelam tergerus oleh jaman. Dan mendukung sepenuhnya Digitalisasi Aksara #SAVEAKSARA," tulis @hey_cha97
"Aksara Nusantara jangan sampai musnah sebagai anak millenial kita harus menjaga keutuhannya #SAVEAKSARA," dukung @rumichan1705
"Jangan hanya diam mari kita dukung program digitalisasi Aksara Nusantara ini untuk lebih dikenal dan digunakan #SAVEAKSARA," ujar @garnetaamelia
Baca Juga:
Harapan Netizen di Hari Pers Nasional
Untuk diketahui, PANDI sudah melakukan berbagai upaya digitalisasi aksara nusantara. Upaya ini dibantu pula oleh beberapa komunitas pegiat aksara, lembaga akademis, dan non-akademis, termasuk pemerintah.
PANDI juga tengah mengadakan lomba membuat situs web dengan konten aksara daerah yang sudah berjalan di beberapa daerah, seperti Jawa, Sunda, Bali, dan Makassar. Ada pula situs Merajut Indonesia yang menyajikan konten seputar aksara nusantara, mulai dari sejarah, proses digitalisasi hingga font aksara nusantara.
Melansir Indonesia.go.id, Sejak abad 15, aksara Nusantara berkembang pesat ditandai dengan beragamnya aksara untuk menuliskan berbagai bahasa daerah hingga kemudian peranannya mulai tergeser oleh abjad Arab dan alfabet Latin. Penggunaan aksara Nusantara mengalami penurunan pada pertengahan abad 20 dan hanya diterapkan dalam konteks terbatas.
Menghadapi situasi ini, beberapa pemerintah daerah berupaya untuk tetap melestarikan aksara Nusantara. Seperti membuat peraturan daerah mengenai penulisan aksara daerah pada plang nama jalan, nama tempat, atau menjadikannya sebagai muatan lokal pelajaran di bangku-bangku sekolah.