Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Produsen Masker Kewalahan, Samsung Ikut Turun Tangan
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Samsung selama ini dikenal sebagai produsen smartphone dan alat elektronik asal Korea Selatan. Namun mewabahnya virus Corona ini membuat mereka juga turun tangan untuk bisa membantu meningkatkan produksi masker. Mengutip dari SamMobile (24/03/20), Samsung dikabarkan tengah 'meminjamkan' para tenaga ahli untuk berkontribusi kepada beberapa produsen masker yang ada di Korea Selatan. Ini dilakukan agar produksi masker bisa dipercepat lantaran mereka tak bisa memenuhi permintaan pasar.

Baca Juga: Sharp Gunakan Pabrik TV untuk Produksi Masker

Sejak beberapa pekan lalu, tenaga ahli Samsung yang bergerak dibidang produksi tersebut sudah mulai membantu E & W, Evergreen, dan Lastek untuk meningkatkan dan memaksimalkan proses pembuatan masker dengan menerapkan teknologi pabrik pintar (smart factories). Untuk mendukung hal itu, pihak Samsung pun memberikan sejumlah peralatan baru untuk produksi. Tak cuma pabrik pintar, Samsung pun mencoba meningkatkan kecepatan produksi masker dengan cara membuat sebuah cetakan baru. Dalam kondisi normal, dibutuhkan waktu lebih dari sebulan untuk mendatangkan komponen tersebut melalu impor. Namun Samsung bisa memproduksinya dalam waktu 7 hari saja. Dan dari cetakan tersebut, jumlah produksi masker pun bisa meningkat dari 40.000 unit menjadi 100.000 unit masker per harinya.

Baca Juga: Apple Sumbang Jutaan Masker Lawan Penyebaran Corona

Selain berusaha membuat produksi masker lebih cepat, Samsung juga dilaporkan sudah melakukan donasi masker sebanyak 280.000 unit untuk wilayah Kanada, Kolombia, Tiongkok, dan Hong Kong. Sementara 50.000 unit masker sudah didonasikan kepada salah satu pelanggan semikonduktornya yang ada di Tiongkok.

SHARE:

Google Batal Bikin Pixel Tablet 2, Hindari Persaingan dengan Apple?

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun