Technologue.id, Jakarta – ZTE memang meradang pasca diembargo oleh Amerika Serikat. Namun, penderitaan mereka sepertinya akan segera berakhir. Donald Trump, Presiden AS, telah menyampaikan komitmennya untuk membantu perusahaan yang berdiri sejak 1985 itu untuk kembali ke Negeri paman Sam secepat mungkin. Ia akan bekerja sama dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, agar bisnis ZTE berjalan lagi di sana.
Baca juga:
Ini Pernyataan Resmi ZTE Terkait Embargo dari Amerika Serikat
"Terlalu banyak pekerjaan yang hilang di China," katanya lewat akun Twitter pribadinya (13/05/2018). ZTE memang salah satu perusahaan teknologi terbesar di China dengan menampung lebih dari 80 ribu pegawai. [embed]https://twitter.com/realDonaldTrump/status/995680316458262533[/embed]Baca juga:
Layarnya Bisa Ditekuk Jadi Dua, Begini Kerennya ZTE Axon M
Bulan lalu, Departemen Perdagangan AS memutus hubungan ZTE dengan perusahaan-perusahaan asal AS selama tujuh tahun. ZTE pun terancam tak bisa menggunakan prosesor Snapdragon besutan Qualcomm hingga OS Android dari Google. Sementara itu di awal bulan ini, Departemen Pertahanan AS melarang basis militernya untuk berhenti memakai ponsel ZTE juga Huawei.Baca juga:
Tempo Go, Ponsel Android Go Perdana ZTE Meluncur di MWC 2018
Sanksi itu sendiri diambil karena oknum karyawan ZTE disebut berkomplot dengan Iran dan Korea Utara. Akan tetapi, ZTE mengklaim bahwa mereka telah melakukan semua yang mereka bisa untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Tahun lalu, ZTE juga terendus mengirim perlengkapan telekomunikasi ke negara yang dipandang sebagai musuh AS itu, sehingga diganjar denda 1,2 miliar USD.