SHARE:
Technologue.id, Jakarta – Era e-commerce saat ini membuat jasa pengiriman dan logistik JNE semakin mengembangkan sayapnya. Transaksi online ini memberikan peluang besar sekaligus tantangan, karena kebutuhan masyarakat dalam pengiriman pun meningkat, baik dari segi jumlah, ukuran, maupun jenis barangnya.
Baca juga:
Seller Lazada Bebas Bayar Ongkir JNE Saat Kirim Paket
Simbiosis mutualisme di antara jasa kurir dan pelaku e-commerce diharap bisa melambungkan bisnis e-commerce di Indonesia. "Kami membutuhkan marketplace, dan marketplace pun juga membutuhkan JNE. Kalau kita melihat bisnis e-commerce, perlu membangun ekosistem karena potensinya luar biasa," kata Muhamad Feriadi, President Director JNE Indonesia, di sela-sela acara penandatangan MoU dengan Lazada Indonesia, di Jakarta, Selasa (14/08/2018).Baca juga:
Ketahuan Ada Seller Nakal di Situsnya, Ini Kata Lazada
Ia menjabarkan potensi bisnis e-commerce yang sangat menggiurkan berdasarkan riset yang dilakukan suatu lembaga. Di 2017, potensi bisnis e-commerce di Indonesia mencapai US$130 miliar (Rp1.895 triliun), ada kenaikan sebanyak 5,7 kali lipat dibandingkan tahun 2016 yang mencatat valuasi US$22,6 miliar (Rp330 triliunan). Selanjutnya, pertumbuhan bisnis ecommerce di Tanah Air akan meroket hingga 170 persen sampai tahun 2020. Dengan potensi bisnis tersebut, perlu membuat pola-pola bisnis yang bisa mendorong para Usaha Kecil dan Menengah (UKM) semakin berkembang. "Kita perlu membuat bisnis efisien. Karena itu, JNE akan menambah volume pengiriman yang akan makin banyak di masa depan," ujarnya.Baca juga:
Dikatakan Agusnur Widodo, Vice President of Business Development JNE Indonesia, kuantiti kiriman barang di JNE sudah mencapai 20 juta setiap bulan, dengan kontribusi pengiriman e-commerce sebesar 40 persen dari keseluruhan pengiriman. Saat ini, JNE memiliki 6.800 titik jaringan seluruh Indonesia. JNE sendiri telah bekerjasama dengan online marketplace terkemuka di dalam negeri, seperti Lazada, Shopee, Tokopedia, Bukalapak, Blibli, dan sebagainya.