Technologue.id, Jakarta – Masih ingat Cambridge Analytica? Yap, itulah perusahaan yang memanfaatkan lebih dari 87 juta data pengguna Facebook tanpa izin, lewat aplikasi di dalam platform bikinan Mark Zuckerberg itu. Secara mendadak, hari ini Cambridge Analytica mengumumkan penutupan dan likuidasi bisnisnya. Alasannya karena Cambridge Analytica dan sejumlah afiliasi mereka yang berbasis di Amerika Serikat bangkrut. Shutdown yang mendadak ini cukup mengejutkan publik. Akan tetapi, yang lebih mengagetkan, Cambridge Analytica tak sepenuhnya musnah.
Baca juga:
“Kambing Hitam” Skandal Facebook Siap Tuntut Balik Mark Zuckerberg cs
Mengutip TheRegister.co.uk (02/05/2018), Cambridge Analytica terendus hanya berganti nama menjadi Emerdata Limited. Pendata bisnis dan organisasi asal Britania Raya, Companies House, mencatat kalau ada sebuah perusahaan aktif bernama Emerdata yang berlokasi di tempat yang sama dengan Cambridge Analytica serta dijalankan oleh orang-orang yang tak jauh berbeda dengan aktivitas perusahaan yang sama, yakni organisasi pemroses data, hosting, dan aktivitas terkait lainnya.Baca juga:
Kemkominfo: Facebook Sudah Blokir Aplikasi Pihak Ketiga Mencurigakan
Misalnya, Alexander Taylor yang baru ditunjuk sebagai Direktur Emerdata pada 28 Maret lalu, sebelumnya menjabat sebagai CEO Cambridge Analytica. Sementara itu Jennifer dan Rebekah Mercer, Direktur Emerdata lainnya, adalah anak dari pebisnis kaya raya Robert Mercer, yang tak lain merupakan penyuntik dana Cambridge Analytica.Baca juga:
Bill Gates Angkat Bicara Soal Skandal Perusahaan Mark Zuckerberg
Emerdata memang telah didirikan pertengahan 2017 lalu, tetapi baru aktif setelah skandal Cambridge Analytica beberapa waktu lalu. Bisa jadi, Cambridge Analytica hanya ingin mencuci nama baiknya demi kelangsungan bisnisnya di masa mendatang pasca skandal Facebook. Bagaimana menurut Anda?