Di bulan Januari yang sama, Google juga memberhentikan sekitar 12.000 karyawannya, atau sekitar 6% dari tenaga kerja yang ada di perusahaan tersebut.
CEO Google, Sundar Pichai melalui email kepada para staff dan melalui posting blog dimana Pichai mengatakan bahwa pemberhentian tersebut menandakan momen untuk perusahaan untuk “mempertajam fokus, merekayasa ulang basis biaya, dan mengarahkan bakat dan modal ke prioritas tertinggi”.
Pemberhentian ini berdampak kepada karyawan di berbagai area produk, negara, dan tanggung jawab. Google akan membayar karyawannya di Amerika Serikat setidaknya 16 minggu pesangon, bonus tahun 2022, dan manfaat kesehatan selama enam bulan. Sementara untuk yang berada di luar Amerika Serikat, akan mengikuti ketentuan yang ada di negara tersebut.
Baca Juga:
Deretan Game Terpopuler Sepanjang 2023, No 3 Paling Banyak Penggemar
Zoom
Zoom, perusahaan teknologi yang populer dengan aplikasi video conferencing-nya, mengumumkan bahwa mereka telah melakukan pengurangan pegawai sebanyak 1300 orang. Ini merupakan tindakan yang mengejutkan banyak pihak, terutama karena Zoom mengalami pertumbuhan yang luar biasa selama pandemi.
Pandemi COVID-19 memang membawa peningkatan tajam dalam penggunaan aplikasi video conferencing seperti Zoom. Banyak orang yang bekerja dari rumah dan berkoordinasi dengan rekan kerja dan keluarga melalui aplikasi ini.
Namun, meskipun pertumbuhan yang signifikan, pihak perusahaan mengatakan bahwa mereka memutuskan untuk mengurangi pegawai karena mereka ingin mempertahankan pertumbuhan dan efisiensi bisnis mereka.
Pengurangan pegawai ini berpengaruh pada beberapa departemen, termasuk operasi, teknologi, dan sumber daya manusia. Namun, Zoom mengatakan bahwa mereka akan berusaha untuk memberikan bantuan dan dukungan bagi pegawai yang terkena dampak.
Adapun upaya pemberian bantuan kepada tenaga kerja yang terdampak antara lain, memberikan mereka waktu yang cukup untuk mencari pekerjaan baru dan bantuan untuk menemukan pekerjaan baru.