Technologue.id, Jakarta - Planet-planet yang ada di sistem tata surya memiliki keunikan. Bila Jupiter punya apa yang dinamakan Great Red Spot, Neptunus pun memiliki area hitam yang sebetulnya pernah difoto oleh Voyager 2 ketika melintas pada 1980-an.
Titik hitam Neptunus dinamakan Titik Gelap Besar (Great Dark Spot). Ketika Teleskop Luar Angkasa Hubble mencoba memotret titik tersebut pada 1994, titik tersebut menghilang. Kini, titik Neptunus tersebut telah dicitrakan dari Bumi untuk pertama kalinya, menggunakan Very Large Telescope (VLT) milik European Southern Observatory.
Baca Juga:
Satria Mahathir: Oppo Dipakai Cabe-cabean Ngantuk, Apa Iya?
“Sejak penemuan titik gelap pertama kali, saya selalu bertanya-tanya apa itu fitur gelap yang berumur pendek dan sulit dipahami ini,” kata ketua peneliti Patrick Irwin dari Universitas Oxford dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Digitaltrends.
Peneliti menggunakan instrumen pada VLT yang disebut MUSE, atau Multi Unit Spectroscopic Explorer, untuk mendapatkan data spektrografi yang menunjukkan tampilan 3D dari titik tersebut dengan melihat berbagai tingkat di atmosfer.
Penelitian menunjukkan bahwa bintik tersebut disebabkan oleh partikel udara yang lebih gelap, yang terkumpul di bawah lapisan kabut atmosfer planet.
“Saya sangat senang karena tidak hanya dapat melakukan deteksi pertama titik gelap dari permukaan tanah, namun juga untuk pertama kalinya merekam spektrum refleksi dari fitur tersebut,” kata Irwin.
Para peneliti juga menemukan titik terang tak terduga di sebelah titik gelap, yang diduga merupakan jenis awan yang tidak biasa. Penelitian tersebut menunjukkan bagaimana para astronom dapat mempelajari lebih lanjut tentang atmosfer planet-planet tata surya yang jauh dari permukaan Bumi.
Baca Juga:
Rumor Kemampuan Kamera iPhone 15 Pro Max Miliki Fitur Zoom Optik 6x
“Ini merupakan peningkatan luar biasa dalam kemampuan umat manusia dalam mengamati kosmos. Pada awalnya, kami hanya dapat mendeteksi titik-titik ini dengan mengirimkan pesawat ruang angkasa ke sana, seperti Voyager. Kemudian kami memperoleh kemampuan untuk melihatnya dari jarak jauh dengan Hubble. Terakhir, teknologi telah maju untuk mewujudkan hal ini dari awal,” kata rekan penulis Michael Wong.
Penelitian ini dipublikasikan di jurnal Nature Astronomy.