Technologue.id, Jakarta - Tokopedia hari ini menggelar Tokopedia Play Fest secara virtual di kanal video streaming Tokopedia Play untuk merayakan HUT ke-11 Tokopedia, sekaligus memperingati HUT ke-75 Republik Indonesia yang jatuh di tanggal yang sama.
Tokopedia Play Fest terdiri dari sejumlah talk show bersama para pembicara inspiratif dari berbagai latar belakang, salah satunya talk show yang mengusung tema 'Shift in Indonesia’s Technology Landscape' dan menghadirkan sejumlah pakar teknologi Tokopedia, antara lain Co-Founder & Vice Chairman Tokopedia, Leontinus Alpha Edison, Engineering Manager Tokopedia, Gilang Kusuma Jati, dan Data Analyst Lead Tokopedia, Erika Hutapea.
Baca Juga:
Sambut Ulang Tahun ke-11, Tokopedia Gelar Festival Virtual ‘Tokopedia Play Fest’
Pada kesempatan ini, para pembicara menceritakan terkait proses adaptasi Tokopedia dalam menghadapi perkembangan industri teknologi yang sangat dinamis, termasuk inovasi digital yang dihadirkan sepanjang 11 tahun berdirinya Tokopedia.
Leon menjabarkan Tokopedia terus memberikan kesempatan yang sama kepada 8,6 juta seller yang bergabung untuk mengembangkan bisnis mereka. Begitu pun dari sisi customer untuk bisa menikmati produk, layanan, dan jasa secara merata, baik yang tinggal di kota besar maupun yang di pelosok.
"Kita bangun Tokopedia dengan visi membangun platform di mana semua orang bisa memulai (jualan) atau mencari apa saja. Karena semangat kita mau bikin orang mendapatkan kesempatan yang sama," katanya, saat sesi Start Summit Extension melalui Tokopedia Play, Senin (17/8/2020).
Namun seiring perubahan yang terjadi, terutama dari sisi bisnis, Tokopedia dari yang semula Customer-to-customer (C2C) marketplace kini menjadi data-driven company dan AI First company.
"Tokopedia sudah berkembang lebih dari itu. Kita harus berubah supaya peluang-peluang atau masalah-masalah baru kita bisa selesaikan dengan inovasi baru. Misalkan ketika merchant sudah (tumbuh) besar, mereka butuh solusi finansial, maka kita ada fintek dan payment selain marketplace," tuturnya.
Hari ini Tokopedia memiliki empat lini bisnis berbeda yaitu Marketplace dan Pembayaran, Fintech, Logistic and Fulfillment, Mitra Tokopedia, dan masih banyak lini bisnis baru lainnya yang akan datang.
Selain itu dari sisi logistik, Tokopedia juga menawarkan solusi Same Day Delivery atau sistem pengiriman dengan estimasi waktu satu hari sampai ke tujuan. Leon mengklaim bahwa suatu saat bisa mencapai 90-95 persen shipment dalam satu hari walaupun melakukan pesanan dari berbeda pulau.
Tidak hanya mengembangkan aneka lini bisnis, Tokopedia juga terus berusaha memperkuat teknologi di dalamnya, salah satunya adalah dengan mengembangkan big data. Pada era modern seperti saat ini, big data dapat memudahkan kita dalam mengambil keputusan yang tepat.
“Tokopedia tidak hanya mengadopsi cloud tetapi juga multi-cloud. Kita berpegang teguh pada salah satu core value kita untuk terus berkolaborasi sehingga kita bekerjasama dengan berbagai penyedia layanan cloud tingkat dunia,” kata Leon.
Melalui big data dan sistem multi-cloud yang diterapkan, Tokopedia mampu memaksimalkan pengalaman pengguna lewat automasi dan kustomisasi. Bagi penjual misalnya, Tokopedia menyediakan data dashboard yang dapat mereka akses sendiri untuk melihat tren yang sedang berlangsung, sebaran pembeli, dan lain sebagainya, Tujuannya adalah untuk membantu penjual tersebut mengambil keputusan bisnis, mulai dari yang simpel seperti penambahan stok, hingga memilih lokasi untuk ekspansi bisnis.
Baca Juga:
Mengintip Infrastruktur SRE dan Arsitektur Multi Cloud Tokopedia
Seluruh inisiatif digital yang dipaparkan oleh para pembicara berkaitan dengan komitmen untuk mempermudah masyarakat, khususnya UMKM lokal, dalam mengembangkan bisnis daring. Komitmen ini yang kemudian melahirkan Mitra Tokopedia.
Mitra Tokopedia mendorong para pengusaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan menjual produk digital dan grosir secara online to offline (O2O).
Konsep yang diterapkan Mitra Tokopedia membuka peluang para pengusaha UMKM untuk dapat menjual produk mulai dari produk grosir, pulsa, paket data, PLN, Telkom, PDAM, BPJS, voucher game, dan TV kabel. Produk grosir tersebut memungkinkan mereka untuk membeli berbagai produk dengan harga grosir lalu dijual kembali.
"Dengan adanya fitur Grosir ini, pemilik warung tidak perlu lagi menyetok barang dari agen. Tinggal buka aplikasi Mitra Tokopedia, masuk ke menu Grosir, lalu tinggal pilih mau beli barapa apa saja. Terus bisa pilih metode pembayaran juga, mau bayar di depan atau saat barang diantar," ujar Gilang Kusuma Jati, Engineering Manager Tokopedia, dalam kesempatan acara yang sama.
Inisiatif digital lain yang turut dikembangkan oleh startup berstatus unicorn itu adalah TopAds. TopAds sendiri di Tokopedia merupakan iklan seller yang membuat produk tersebut berada di urutan teratas di daftar pencarian. Fitur ini juga berfungsi untuk memaksimalkan penjualan produk seller dengan jangkau lebih banyak pembeli. Sudah menjadi tugas Data Analyst berupaya membantu partner untuk mengakses dan mengoptimasi fitur-fitur yang ada di TopAds agar bisa meningkatkan penjualan produk seller.
"Seller dibantu dengan adanya fitur TopAds ini. Agar seller tidak bingung saat menggunakan TopAds pertama kali, kami melakukan inovasi dengan menghadirkan fitur AutoAds. Jadi seller tinggal masukkan budget nanti Ads bisa langsung aktif. Nah disitulah Data Analyst berperan untuk menganalisis produk mana yang bisa digunakan di AutoAds ini," ungkap Erika Hutapea, Data Analyst Lead Tokopedia.
Baca Juga:
Bedah Cara Bikin Aplikasi dan Open API di Tokopedia START Summit 2020
Talk show ini sebenarnya merupakan START Summit Extension, kelanjutan dari konferensi teknologi pertama yang dihadirkan oleh Tokopedia 'START' pada awal tahun 2020. Program berkelanjutan ini diharapkan bisa mendukung perkembangan talenta digital Indonesia demi memajukan ekosistem teknologi Tanah Air.
Ke depannya, Tokopedia berkomitmen untuk terus mengakselerasi pemerataan ekonomi secara digital di Indonesia dan bertransformasi menjadi Super Ecosystem dengan mengedepankan lima pilar utama, yaitu memperkuat fondasi, fokus pada kebutuhan konsumen, memperluas pemanfaatan data, penggunaan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan menjalankan kerangka kerja yang optimal secara finansial.