Technologue.id, Jakarta - Aksi peretasan yang mendera Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) bukan karena indikasi kebocoran data. Melainkan teknik peretasan yang dikenal sebagai deface.
Pakar Keamanan Siber, Alfons Tanujaya, menjelaskan bahwa Deface merupakan hal yang sering terjadi di dunia maya. Oleh karena itu administrator situs harus berlomba dengan peretas dalam mengamankan situsnya.
"Sebenarnya dari sisi peretasan, yang terjadi adalah deface alias mengubah tampilan situs dan itu juga bukan situs utama melainkan subdomain. Bukan domain utama. Dan tidak ada indikasi kebocoran data," ujar Alfons, saat dihubungi oleh redaksi Technologue.id, Selasa (26/10/2021).
Baca Juga:
BSSN Diretas, Muncul Perubahan Halaman Muka
"Soal mencuri data hal ini bisa saja berkaitan, namun jika diamankan dengan baik, umumnya situs yang di deface umumnya tidak terkait dengan kebocoran data," imbuhnya.
Menurutnya, sekalipun sudah situs sudah diamankan hari ini, namun setiap hari selalu bermunculan celah keamanan baru yang harus ditambal karena kalau tidak akan menyebabkan situs dapat diretas oleh pihak luar.
Motivasi deface umumnya dilakukan pada situs populer dan tujuannya berbeda-beda. Ada yang hanya ingin memamerkan kemampuannya meretas, ada yang ingin menyampaikan pesan tertentu misalnya protes, pesan politik dan lainnya ada juga yang dengan tujuan balas dendam atau mempermalukan pemilik situs.
Soal isu balas dendam oleh peretas Brazil, Alfons menekankan bahwa tudingan itu belum bisa dibuktikan secara akurat. Namun yang pasti, pengelola situs terutama dari sektor pemerintahan, harus selalu waspada terhadap potensi serangan.
"Sebenarnya tanpa balas dendam pun setiap pengelola situs dan database harus berhati-hati atas potensi serangan dan ini harus dijadikan kebiasaan atau standar minimum," tandasnya.
Baca Juga:
Data KPAI Bocor, Retas Layanan Pengaduan Online
Alfons mengutarakan, insiden sekuriti apapun yang berhubungan dengan BSSN sekecil apapun akan mengundang perhatian masyarakat karena posisinya ini. Sudah semestinya orang-orang berkompeten di dalamnya bisa memproteksi institusi ini secara ketat dan tanpa celah.
"BSSN memang dapat dikatakan ibaratnya NSA-nya Indonesia. Lembaga pemerintah yang mengawasi lalu lintas trafik internet Indonesia. Harusnya memang diisi oleh tenaga-tenaga yang mumpuni dan sangat mahfum dengan masalah sekuriti dan menjadi koordinator dan panutan lembaga pemerintah dan swasta lain di Indonesia," pungkas dia.