Technologue.id, Jakarta - TikTok tengah bereksperimen dengan influencer virtual bertenaga AI yang dirancang untuk membantu pedagang mempromosikan produk. Teknologi ini akan menciptakan persona selebriti digital bagi para pedagang, bertindak dalam iklan berdasarkan skrip dan rekomendasi toko.
Sayangnya, proyek ini menimbulkan kekhawatiran tentang persaingan dengan manusia pencipta dan potensi reaksi balik dari pengguna. Pengujian internal oleh TikTok mengungkapkan bahwa AI belum siap untuk tampil, sehingga menghasilkan lebih sedikit penjualan dibandingkan influencer sebenarnya. Mereka yakin AI pada akhirnya akan melengkapi, bukan menggantikan manusia.
Baca Juga:
WhatsApp Diprotes Gara-Gara Turunkan Batas Usia Pengguna Jadi 13 Tahun
Pengiklan yang akrab dengan proyek ini mengatakan bahwa proyek ini masih dalam tahap pengembangan dan tanggal peluncurannya masih belum pasti. Sementara ByteDance, perusahaan induk TikTok, mungkin akan menyempurnakan atau bahkan menghapus fitur tersebut sepenuhnya.
Berita ini muncul di tengah tren serupa di Douyin, TikTok versi Tiongkok, di mana banyak pembuat konten mengandalkan kemitraan dengan merek terkenal untuk mendapatkan penghasilan. Model ini mendapatkan daya tarik setelah TikTok membatalkan program subsidi dana kreator senilai US$1 miliar, sehingga membuat beberapa kreator merasa terbebani secara finansial.
Baca Juga:
Google One Akan Lenyapkan Fitur VPN
Melihat peluncuran fitur AI ini di masa depan, media asing menyoroti perlunya TikTok menavigasi sentimen pengguna dengan hati-hati. Platform tersebut sebelumnya mengumpulkan pengguna untuk melobi Kongres terhadap potensi larangan di AS. Mengingat situasi sulit ini, TikTok harus memastikan para influencer AI ini tidak mengasingkan basis manusia mereka.