Technologue.id, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut cuaca panas di Jabodetabek mencapai suhu 36 derajat celcius.
Koordinator Bidang Cuaca dan Peringatan Dini BMKG, Miming Saefudin, mengatakan fenomena yang terjadi belakangan di beberapa wilayah terjadi karena posisi semua matahari sudah berada ke arah wilayah utara ekuator.
Baca Juga:
Viral Layangan Putus Versi ASN Protokoler, Ini Kronologinya
Menurut Miming, di sebagian besar wilayah Indonesia terutama wilayah Jawa-Bali-Nusa Tenggara dan wilayah Indonesia yang berada di wilayah selatan ekuator pada periode April-Mei ini masih mengalami periode peralihan musim hujan ke kemarau atau pancaroba. Sedangkan sebagian lainnya masih ada yang mengalami periode basah/hujan.
Umumnya, kata dia, pada periode pancaroba atau menjelang musim kemarau, kondisi cuaca terutama pada pagi hari didominasi dengan kondisi cuaca cerah dan tingkat awan yang sangat rendah dapat menyebabkan terjadi suhu yang cukup panas dan terik pada siang hari.
"Hal ini dapat terjadi karena minimnya tutupan awan di wilayah jabodetabek pada pagi hari sehingga terjadi pemanasan radiasi matahari maksimal hingga di permukaan. Lalu pada siang-sore hari umumnya akan terbentuk awan-awan dan dapat terjadi hujan," jelasnya.
Baca Juga:
Google Tasks Memungkinkan Pengguna Bisa Atur Tugas Berulang Langsung dari Aplikasi
Kondisi semacam ini kerap terjadi pada periode peralihan dimana umumnya kondisi cuaca akan ditandai dengan cuaca cerah di pagi hari dan berawan di siang hari dengan potensi hujan yang disertai kilat/petir.
Selain Jakarta, wilayah yang sedang mengalami musim pancaroba ialah wilayah -wilayah di Pulau Jawa-Bali dan Nusa Tenggara.
Wilayah-wilayah tersebut diprakirakan memiliki kondisi cuaca cerah pada siang disertai suhu cukup terik pada siang hari harus di waspadai adanya suhu terik pada siang hari.