Technologue.id, Jakarta - Penjualan kendaraan roda 4 secara nasional masih stagnan di angka 1 jutaan unit pertahun dalam 1 dekade terakhir. Tentunya hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi para pelaku di industri otomotif dalam negeri.
"Kami masih terus mempelajari bersama LBM UI kenapa penjualan mobil nasional dalam satu dekade terakhir masih terhenti di angka 1 jutaan setiap tahun," ujar Kukuh Kumara, Sekretaris Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), kemarin.
Baca Juga:
Rencana Penghapusan BBM Bersubsidi Pertalite Ditanggapi Pihak Gaikindo
Di dalam diskusi bersama Forum Wartawan Otomotif (Forwot) bertema 'Proyeksi Pasar Otomotif 2024', Kukuh menyebut ada sejumlah faktor yang menyebabkan penjualan mobil terhenti di angka tersebut yakni harga yang terlampau mahal dan fenomena pertumbuhan ekonomi.
"Pertama mungkin faktornya harga mobil masih mahal dan hanya orang-orang dengan ekonomi mengah ke atas yang mampu membeli. Kedua, adanya pergeseran konsumen di mana saat ini didominasi kaum milenial dan Gen Z," jelas Kukuh.
Menurut Kukuh, dengan banyaknya konsumen milenial dan Gen Z, tentunya minat membeli mobil juga berubah di zaman sekarang. Mobil-mobil yang akan diluncurkan di Indonesia harus menyesuaikan kebutuhan konsumen tersebut.
"Misalnya kaum milenial ini kan sehari-hari menggunakan gadget. Mungkin mobil-mobil yang dijual akan datang di Indonesia teknologinya juga harus kebutuhan masyarakat Gen Z, harus ada Google Maps dan lainnya," kata Kukuh lagi.
Baca Juga:
Model-model SUV Dongkrak Penjualan Mobil Honda Sepanjang 2023
Selain produsen mobil, pemerintah juga harus segera mengambil tindakan-tindakan untuk mendorong penjualan mobil nasional agar tidak tertinggal dengan negara lain.
"Negara tetangga saja sudah semakin agresif mempertahankan industri otomotif dalam negerinya. Jangan sampai kita tertinggal semakin jauh," tutup Kukuh.