Technologue.id, Jakarta - Ada yang baru dari penyelenggaraan Mobile Legend Profesional League (MPL) Indonesia musim keempat. MPL ID yang telah dimulai sejak Agustus lalu ini mengadopsi sistem franchise untuk pertama kalinya di Asia Tenggara. “Contoh MPL ini kan sekarang franchise, Moonton (developer) bikin liga, semacam liga inggris jadi memang yang bertarung tim yang bayar setiap season, yang invest untuk esports akan bertarung setiap season dan pemain terjamin dapat gaji,” ungkap Reza Afrian Ramadhan, Country Head of Marketing Mineski Event Team, saat ditemui di Tennis Indoor Senayan, Sabtu (27/10/2019).
Baca Juga: MPL ID Season 4 Upper Bracket Saring 4 Tim Tangguh, Siapa Saja?
Setiap tim yang menginvestasikan US$ 1 juta atau sekitar 14 miliar sebagai franchise fee berhak menempati slot permanen pada turnamen MPL-ID. Adapun delapan tim ikut serta dalam gelaran MPL season empat yang mencakup delapan pertandingan regular dimulai pada 23 Agustus hingga 13 Oktober. Sedangkan, babak grand final akan dihelat pada 26 dan 27 Oktober. Lewat sistem bagi hasil, delapan tim yang berpartisipasi di MPL Season 4 akan mendapatkan lebih dari 50% pendapatan liga sebelum dikurangi biaya operasional dan biaya pemasaran liga yang ditanggung sendiri oleh liga (MPL). Tim juga akan mendapatkan peluang komersialisasi. Investasi yang dilakukan bersama oleh Moonton dan para tim memungkinkan liga berkomitmen dalam jangka waktu yang panjang untuk mengembangkan hubungan dengan mitra. Dengan model franchise, kata Reza, ekosistem eSports bisa berjalan dengan baik. Format waralaba ini untuk melindungi standarisari kontrak pemain dan tim. Penerapan regulasi ini nantinya akan menciptakan keamanan finansial, baik bagi pemain maupun tim secara keseluruhan.Baca Juga: Jual Merchandise Resmi, Evos Esports Buka Gerai Offline Pertama
"Buat apa? Paling gede untuk marketing, menjamin kehidupan player, salary cap segala macam. Karena kalau misalnya tidak dikasih aturan, maksudnya gak franchise, orang bisa semena-mena. Tapi ada franchise, tim yang masuk akan dikasih aturan, kaya misalnya seperti gaji minimum harus segini," tutur Reza. "Dan juga ketika ada sponsor, mereka akan jadi revenue share, jadi ketika tiap bikin season terus dapat sponsor mereka harus bagi-bagi ke timnya juga. Jadi ekosistem lebih sehat," sambungnya. Indonesia memang negara pertama yang menjalankan franchise league dalam kompetisi eSports. Namun sebenarnya, sistem ini sudah lebih dulu diterapkan di Amerika Serikat dengan beberapa macam game, sebut saja Mobile Legends, PUBG, dan Overwatch. Awal perjalanan Moonton menerapkan franchise league di Indonesia sejatinya tidak berjalan mulus. Sempat ada pertentangan yang berbuah pengajuan petisi oleh Erick Herlangga, CEO Louvre Esports.