Technologue.id, Jakarta - Mata uang kripto Squid Game yang muncul mendompleng kepopuleran serial Netflix Squid Game ternyata sebuah scam atau penipuan. Para scammer membawa kabur uang hingga Rp48,3 Miliar dan tidak bisa dilacak.
Indikasi penipuan sebenarnya sudah dirumorkan sejak 29 Oktober 2021. Namun para trader yang telah terlanjur membeli kripto berkode SQUID tersebut tidak bisa menjual balik.
Baca Juga:
Waspada Jebakan Penipuan Squid Game Abal-abal di Internet
Kripto yang diberi nama koin SQUID tersebut jatuh dari harga per keping US$2,850 (Rp40,7 juta) ke 0 hanya dalam waktu 15 menit saja, pada 1 November 2021.
Penurunan nilai kripto Squid Game tersebut menunjukan permintaan pembelian yang besar setelah pertama kali diluncurkan pada 26 Oktober 2021. Popularitas Squid Game menjadi batu loncatan untuk mempromosikan koin kepada para investor. Ketika pertama kali diluncurkan hanya bernilai US$0.01 (Rp147,6).
Mengingat bahwa crypto seperti Dogecoin pada awalnya dibuat sebagai meme crypto, maka para investor tidak menaruh curiga ketika crypto SQUID diluncurkan. Sayangnya, ternyata ini adalah penipuan besar-besaran di mana para penipu menghasilkan US$ 2,1 juta.
Menurut Forbes, para scammer membawa kabur dengan melakukan pencairan lewat Binance Token. Sayangnya para penipu tidak bisa diusut karena mereka menggunakan sistem Tornado Cash, yaitu sistem yang membuat koin digital diputus dari sumber dan alamat tujuan, sehingga lebih privat dan juga tidak terdeteksi.
Baca Juga:
Pecah Rekor! Squid Game Sudah Ditonton 111 Juta Kali di Netflix
Sebelum harga kripto Squid Game terjun bebas pada 1 November 2021, para trader mengeluh mereka tidak dapat menjual kepemilikan koin SQUID di PancakeSwap, penukaran kripto terdesentralisasi. Para founder Kripto Squid membela diri mereka sedang menerapkan teknologi anti-buangan, untuk membatasi orang yang menjual token kripto SQUID karena permintaan rendah.
Di kalangan para trader, kripto SQUID menjadi pembicaraan hangat. Para founder mengaku mereka terafiliasi dengan serial Netflix Squid Game. Lebih lanjut, founder juga mengakui mereka bekerja sama dengan CoinGecko, penyedia data kripto.
Seperti yang ditunjukkan Gizmodo, sebenarnya ada banyak tanda bahaya yang menunjukkan bahwa ini adalah penipuan sejak awal. Termasuk bagaimana crypto memungkinkan pengguna untuk membeli tetapi tidak menguangkan, channel Telegram yang tidak mengizinkan komentar dari orang luar, dan akun Twitter yang tidak dapat dibalas oleh pengguna.