Technologue.id, Jakarta - Huawei baru saja merilis laporan tahunan untuk periode tahun 2020. Raksasa teknologi asal China itu mampu menjaga pertumbuhan kinerja keuangannya meski sempat diboikot oleh Amerika Serikat (AS).
Mengutip dari TheVerge (1/4/21), selama tahun 2020 lalu, tercatat bahwa Huawei berhasil mengumpulkan pendapatan total sebesar US$ 136,7 miliar. US$ 9,9 miliar di antaranya merupakan pendapatan yang sudah bersih.
Dengan begitu, tercatat bahwa pendapatan totalnya berhasil tumbuh sekitar 3,8 persen dari tahun ke tahun. Sedangkan pendapatan bersihnya tumbuh 3,2 persen dari tahun ke tahun.
Baca Juga:
Joe Biden Perketat Aturan Kerja Sama dengan Huawei, China Marah
Jika dibagi per wilayah, total pendapatan tersebut untuk AS menurun 24,5 persen. Sedangkan penjualan di wilayah Tiongkok turun 66 persen dari total pendapatan sebesar 59 persen di tahun 2019. Meski begitu, secara totalan Huawei masih dapat membukukan kinerja positif berkat pertumbuhan dari unit bisnis infrastruktur jaringan nirkabel yang cukup agresif di Tiongkok.
"Selama setahun terakhir, kami bertahan kuat dalam menghadapi kesulitan. Kami terus berinovasi untuk menciptakan nilai bagi pelanggan kami, membantu memerangi pandemi, dan mendukung pemulihan ekonomi dan kemajuan sosial di seluruh dunia. Kami juga mengambil kesempatan ini untuk lebih meningkatkan operasi kami, mengarah ke kinerja yang sebagian besar sesuai dengan perkiraan," kata Ken Hu, Eksekutif Huawei.
Baca Juga:
Huawei Bakal Buat Mobil Listrik
Sebelumnya, Bloomberg juga sempat melaporkan bahwa Huawei mengalami guncangan bisnis yang dahsyat setelah sempat diboikot oleh AS karena perang dagang sejak tahun 2019 silam. Setelah itu, bisnis smartphone mereka meredup. Akan tetapi, Huawei mampu bangkit melalui unit bisnis lainnya seperti smart agriculture, healthcare, dan mobil elektrik.