Technologue.id, Jakarta - Pemerintah China melalui kebijakan baru resmi melarang penggunaan chip Intel dan AMD di sistem mereka. Langkah ini dilakukan oleh Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi Tiongkok setelah menduga ada masalah privasi di samping memastikan sistem mereka memiliki peralatan yang "aman" dan "andal".
Dilansir dari Financial Times (25/3/2024), Kementerian bersangkutan telah merilis daftar CPU yang mematuhi kebijakan pemerintah, yang mencakup semua pabrikan Tiongkok yang "tidak disebutkan namanya".
Baca Juga:
Intel Klaim Jadi Perusahaan Chip Pertama yang Memiliki Mesin EUV
Seperti diketahui, Baik Intel dan AMD merupakan dua produsen chipset untuk kebanyakan laptop, PC, server, dan lainnya di dunia. Tentunya, langkah ini dapat menimbulkan dampak finansial yang signifikan pada kedua perusahaan chip tersebut.
Menurut FT, 27% dari penjualan Intel senilai $53 miliar terjadi di Tiongkok, sedangkan AMD menyumbang 15% dari pendapatan $23 miliar di Tiongkok. Namun angka tersebut belum termasuk informasi berapa jumlah chip yang sebenarnya digunakan di sektor pemerintahan.
Sebagai gantinya, Huawei dan Phytium (keduanya dilarang di Amerika Serikat) yang akan menjadi pemasok chipset utama di negara tersebut. Di sisi lain, bagi perusahaan seperti Huawei yang dengan cepat mengembangkan CPU buatan sendiri, ini merupakan kabar gembira. Mereka akan menyaksikan adopsi secara besar-besaran, sehingga memicu semangat inovasi dan penelitian dan pengembangan dalam jajaran produk mereka.
Baca Juga:
Presiden AS Siap Setujui UU Baru, Nasib TikTok Terancam Lagi
Selain Intel dan AMD, Pemerintah China juga melarang pemakaian sistem operasi Microsoft Windows di ranah pemerintahan. Adopsi Windows OS akan dikurangi secara drastis.