SHARE:
Technologue.id, Jakarta - Huawei Indonesia tahun ini kembali meraih penghargaan Kecelakaan Nihil - Zero Accident Award 2019 dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) Republik Indonesia. Penghargaan yang diterima merupakan kali ketiga bagi Huawei Indonesia setelah pada tahun 2017 dan 2018 mendapatkan anugerah yang sama.
Baca Juga: Perusahaan AS Bakal Kembali Berdagang dengan Huawei
Bagi Huawei Indonesia, anugerah penghargaan Zero Accident Award 2019 merupakan pemicu bagi pihaknya untuk makin serius dalam mengelola keselamatan dan kesehatan karyawannya. Huawei Indonesia juga berkomitmen untuk terus menempatakan keselamatan dan kesehatan kerja sebagai prioritas utama. "Penghargaan Zero Accident Award selama tiga tahun berturut-turut membuktikan pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja menjadi budaya yang selalu dipegang teguh da secara konsisten terus dipertahankan oleh Huawei," ujar Andy Ma Hui, CEO Huawei CNBG Indonesia, saat seremonial penandatanganan kerjasama dengan Kemnaker, di Hotel Pullman Central Park, Jakarta Barat, Kamis (18/7/2019). Selama ini, raksasa teknologi asal Tiongkok itu telah meningkatkan standar untuk memastikan kesehatan kerja, serta melindungi hak dan kepentingan para karyawan, sesuai dengan standar OHSAS 18001 dan Manajemen Sistem K3 berdasarkan PP Nomor 50 tahun 2012. Melalui inisiatif ini, Huawei secara terus-menerus meningkatkan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja untuk melindungi karyawan Huawei maupun mitra lokal.Baca Juga: Sanksi Larangan Trump Melonggar, Saham Supplier Huawei Meroket
Sugeng Priyanto, Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Binwasnaker dan K3), menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Huawei Indonesia atas komitmennya yang tinggi dalam menghadirkan keselamatan dan kesehatan kerja yang optimal di lingkungan operasionalnya. "Kami mengapresiasi keberhasilan Huawei Indonesia dalam mengelola keselamatan dan kesehatan kerja selama satu tahun penuh sehingga mampu merealisasikan kecelakaan nihil dalam kurun waktu tersebut, serta keseriusannya dalam terus meningkatkan kualitas pengelolaan K3 dengan membangun kerja sama pembinaan K3 bersama kami," ungkapnya. Jumlah kasus kecelakaan jatuh dari ketinggian yang banyak terjadi di sektor konstruksi dan telekomunikasi menempati urutan kedua setelah kecelakaan lalu lintas. Sektor telekomunikasi juga tercatat sebagai sektor yang memiliki banyak sumber bahaya yang dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan tenaga kerja. Sebagai contoh, radiasi gelombang radio atau mikro yang dapat menimbulkan penyakit akibat kerja (PAK) dan begitu pula dengan pelaksanaan pekerjaan di ketinggian.