Technologue.id, Jakarta - Penerapan Program Belajar Jarak Jauh (PBJJ) untuk mengantisipasi penyebaran Virus Covid-19 saat ini dinilai lebih matang ketimbang masa-masa awal pemberhentian kegiatan sekolah pada Maret lalu. Melihat progress ini, bukan tidak mungkin bila program PBJJ akan diselenggarakan dalam jangka waktu panjang.
"Tidak tertutup kemungkinan bila pengalaman pembelajaran jarak jauh yang kita lakukan selama ini, itu menjadi pattern dan pengalaman yang baik yang dapat diterapkan ketika nanti pembelajaran dalam keadaan normal. Misalnya, kapan guru-guru harus mengatur kegiatan dalam tatap muka atau kapan dapat dilakukan secara virtual," kata Momon Sulaeman, Kepala Bidang SD dan PKLK Dinas Pendidikan DKI Jakarta, saat menggelar Online Talkshow dengan tema "Sistem Pendidikan Ideal Dimasa New Normal" pada Kamis (25/6/2020).
Baca Juga:
Pendidikan.id Dukung Kegiatan Belajar Dari Rumah di Tengah Pandemi Covid-19
Ia mencontohkan proses pembelajaran jarak jauh bukan hal asing bagi sistem pendidikan di Universitas Terbuka (UT). Metode ini bisa dituangkan dalam sistem pendidikan di Indonesia dalam waktu mendatang.
"Dengan proses pembelajaran yang cukup berpengalaman di UT, tidak menutup kemungkinan (akan diterapkan) pada level SMA, SMK, atau SD," tuturnya.
Meski begitu, Momon menekankan, Dinas Pendidikan tetap merekomendasikan pertemuan antara guru dengan siswa secara fisik. Hal ini dalam rangka pemenuhan pembinaan karakter, keteladanan, kedisiplinan, dan aktivitas praktik.
"Ada yang bisa di-handle oleh pembelajaran jarak jauh dengan teknologi, dan ada juga yang tidak bisa dipisahkan dari peranan guru secara fisik bagi perkembangan peserta didik," jelas Momon.
Sementara itu, Kota Bekasi telah memutuskan akan menggunakan sistem pembelajaran online di sepanjang tahun ini. Kendala akses internet dan penguasaan teknologi yang belum maksimal di lingkup ekosistem sekolah bakal diantisipasi melalui rencana anggaran yang diusulkan oleh Wali Kota Bekasi.
"Upaya kita sesuai dengan keputusan Walikota bahwa kita akan menyusun rencana anggaran terkait pembelajaran daring ini. Jadi kita akan merumuskan kebijakannya, nanti hasilnya akan disampaikan ke sekolah-sekolah untuk bagaimana pelaksanaan pembelajaran jarak jauh," kata Dwi Andyarini, Staff Ahli Wali Kota Bekasi, dalam kesempatan acara yang sama.
Metode belajar jarak jauh ini dilakukan agar, seluruh siswa tidak kehilangan haknya untuk belajar di tengah wabah virus corona dan tetap dibimbing guru dari sekolah masing-masing.
Baca Juga:
Dukung Belajar di Rumah, Telkomtelstra Gratiskan Akses Pembelajaran Digital
Bicara target capaian kurikulum, Kanya Muawanah, Kepala Sekolah SMPI AL Azhar 8 Kemang Pratama, mendorong guru, kepala sekolah, pengawas, dan dinas pendidikan daerah agar mengutamakan proses pembelajaran ketimbang mengejar tercapainya kurikulum. Fleksibilitas dan kelonggaran dalam standar penilaian harus diberikan kepada siswa di tengah situasi darurat ini.
"Target kurikulum yang biasa kita lakukan di zaman normal tentu tidak bisa seideal seperti yang kita alami sekarang. Tapi paling tidak, untuk melihat ketercapaian materi dari target tadi kita tetap melakukan dengan cara penilaian tengah semester, ulangan harian, dan penilaian akhir tahun. Di mana anak-anak tetap mengerjakan soal dan dipantau sekolah. Dengan begitu, integritas anak-anak bisa diperhitungkan," tandas Kanya.