SHARE:
Technologue.id, Jakarta - Para ilmuwan mengembangkan sistem AI baru yang dapat mengubah kerja otak menjadi tulisan, hal itu dapat digunakan untuk mengubah komunikasi bagi orang yang tidak dapat berbicara atau mengetik. 'Mesin pembaca pikiran' ini menggunakan implan otak untuk melacak neuron apa yang dilakukan ketika seseorang berbicara. Kemudian Algoritma mengubah data menjadi rangkaian angka, lalu diterjemahkan oleh sistem lain menjadi urutan kata-kata.
Untuk satu peserta, hanya 3% dari kalimat yang perlu diperbaiki. Hal itu membuat AI lebih akurat daripada transkrip manusia profesional, yang tingkat kesalahannya mencapai 5%. Sistem ini dikembangkan oleh para peneliti dari Universitas California, San Fransisco, lalu mengumumkan temuan mereka di jurnal Nature Neuroscience. Mengubah Aktivitas Otak Menjadi Teks Para peneiliti menguji sistem tersebut pada empat orang dengan implan otak untuk memantau kejang epilepsi mereka. Para peserta diminta membaca berbagai kalimat sederhana dengan keras, termasuk “Tina Turner adalah penyanyi pop” dan “oasis adalah fatamorgana.” Saat peserta bicara, sinyal otak dimasukkan ke dalam komputer lalu diubah menjadi kata. Terkadang sistem berusaha keras untuk mengubah kata-kata menjadi kalimat koheren. Misalnya, ia menerjemahkan "para musisi yang selaras dengan indah", menjadi " bayam adalah penyanyi terkenal". Para peneliti menekankan bahwa teknologi saat ini hanya berfungsi ketika seseorang berbicara keras. Namun, temuan ini dapat ditingkatkan untuk menerjemahkan pikiran orang-orang yang tidak dapat berbicara, seperti orang-orang dengan locked-in syndrome, yakni suatu gangguan syaraf yang menyebabkan kelumpuhan.