Technologue.id, Jakarta - Pandemi Covid-19 yang terus membayangi hampir dua tahun belakangan ini membawa tantangan sekaligus peluang bagi keberlangsungan para pelaku industri telekomunikasi di Indonesia.
Pihak operator seluler, salah satu pihak yang merasakan dampaknya, terus berupaya memanfaatkan peluang seiring pergeseran perilaku konsumen yang mulai beralih dari offline ke online.
Dilihat dari sudut pandang individu, pandemi mendorong kebiasaan untuk terhubung secara virtual, hingga berbelanja dan bekerja secara online, sejalan dengan semakin populernya e-commerce dan aplikasi produktivitas.
Baca Juga:
Jelang 2022, Industri Telekomunikasi Berangsur Membaik
"Pandemi Covid-19 mendorong perubahan perilaku masyarakat dalam mengakses konektivitas mobile broadband. Hal ini ditunjukkan dengan bergesernya pemanfaatan akses broadband dari wilayah perkantoran ke perumahan," Hendri Mulya Syam, Direktur Utama Telkomsel, dalam Diskusi Akhir Tahun yang digelar oleh IndoTelko, Kamis (2/12/2021).
Hendri menekankan, pergeseran tersebut berdampak pada tumbuhnya pemanfaatan akses broadband berbasis WiFi yang pada akhirnya berpengaruh pada pendapatan operator seluler.
Lebih lanjut, pandemi mendorong adopsi digital hingga 32% di kota tier 2 dan 3. Hal ini dikatakan Hendri bisa memberikan peluang bagi pelaku industri telekomunikasi untuk mendorong pemerataan akses lebih luas.
Peluang terbuka yang bisa dikeruk oleh pihak operator berasal dari pemanfaatan layanan digital seperti e-commerce, digital lending, platform cloud, e-health, hingga e-public services.
"Dengan kondisi saat ini terutama memasuki tahun 2022, dengan tingkat adaptasi masyarakat paska pandemi yang makin stabil, kami di Telkomsel menatap optimis tetap adanya pertumbuhan yang kuat dari sektor industri telekomunikasi," imbuhnya.
Baca Juga:
Telkomsel Luncurkan IoT Sphere, Proteksi Aset Korporasi
Telkomsel memprediksi peningkatan industri telekomunikasi di Indonesia di tahun depan akan didorong dengan digital platform dan digital services. Dan tidak lagi bergantung pada bisnis konektivitas semata.
"Kami melihat potensi pertumbuhan digital platform dan digital services yang didorong dari inovasi layanan seperti enterprise services, video on demand, IoT, cybersecurity, Big data, digital entertainment, digital advertising, dan lain sebagainya," jelas Hendri.
Diteruskan Hendri, 5G di tahun selanjutnya juga akan menjadi game changer yang membuat lebih banyak peluang bagi penerapan use case berbasis digital. Baik untuk segmen
business-to-consumer (B2C) hingga business-to-business (B2B).